LAPORAN
KEGIATAN ACARA PRaSERASEHAN JKAI KE X
DI KOTA SAWAHLUNTO-SUMATERA BARAT
UNIVERSITAS ANDALAS
Acara
Pra-Serasehan ke X ini tidak dilangsungkan di universitas andalas, panitia (
Universitas Andalas) merujuk tempat di kota wisata di sumatera barat yaitu
Sawahlunto.ketika delegasi sampai di universitas andalas dan dipersilahkan
mandi sejenak dan membuang lelah setelah itu ada 2 bus universitas andalas
telah menunggu dihalaman FISIP UNAND pada saat itu jam menunjukan pukul 15.20
Perjalan dari padang ke sawahlunto memakan waktu ±3 jam, tetapi karena pada
saat itu ada perbaikan infrastruktur padang-sawahlunto maka perjalanan pun
memakan waktu 4-5 jam.
Ketika
sampai di Kota Sawahlunto waktu telah menunjukan pukul 19.10 WIb, gemerlap
lampu-lampu kota menyambut kedatangan kami,infrastruktur sawahlunyo yang
tertata rapi dan sedemikan rupa membuat kekaguman tersendiri dalam benak kami,
bus terus meluncur kearah utara dan hingga merayap kejalan kecil dan menanjak
dna akhirnya meninggalkan keindahan kota sawahlunto yang terang menderang,
hingga tiba di sebuah mess yang lebih menyerupai asrama dan sebuah tulisan yang melekat di sebuah tugu batu panjang yang
bertuliskan “ Sarana Kegiatan Belajar” Kota sawahlunto. Di tempat ini lah
kegiaatan acara Pra-Serasehan kali ini berlangsung, tempat ini merupakan sebuah
lokasi tempat kegiatan belajar para siswa-siswi sekolah yang ada di
swahlunto,tempat ini juga di lengkapi dengan ruang kantor,ruang belajar, ruang
makan, ruang istirahat atau tidur (kamar), lapangan bola basket dan yang
terakhir ada Aula pertemuan. Tetapi selama kegiatan pra-serasehan ruangan yang
kami gunakan hanya ada 4 ruangan yaitu ruang makan, aula, kamar dan ruang
panitia.
Saat
tiba disana panitia langsung menuntun delegasi untuk memilih ruangan/kamar
masing-masing, kamar untuk delegasi terrbagi menjadi 2 asrama yaitu asrama
putrid untuk delegasi putrid yang diberi nama asrama Flamboyan dan asrama putra
untuk delegasi laki-laki dengan nama asrama Angrek. Tiap asrama memiliki 6
kamar dan tiap kamar memiliki 3 tempat tidur dengan model bertingkat sehingga 1
kamar asrama di huni oleh 6 delegasi. Delegasi USU putri
(Berty,Harni,Dea,Amy,Putri,Dina,Maria) memilih kamar pertama, sedangkan
Delegasi USU yang putra (Batara,Deni,Omri,Dika) memilih kamar no 2, tentunya di
asrama berbeda. Kedua asrama berbentuk huruf “L” dan tepat di sudut siku-siku
90Âș ada ruangan makan.
Tepat
pukul 20.30 setelah delegasi mengemas barang masing-masing dan juga telah
selesai mandi panitia mengundang para delegasi menuju ruang makan untuk makan
malam pada malam pertama delegasi di suguhkan makanan nasi bungkus yang berisi
rending ayam. Di dalam ruang makan dengan ukuran kira-kira 3x5 m² terdapat 2
meja, 1 meja panjang kira-kira sepanjang ruangan makan tersebut dan 1 lagi
setengah dari panjang meja pertama, kedua meja di lengkapi dengan kursi plastic
dengan susunan berhadap-hadapan dengan jarak antar kursi kira-kira 20 cm.
Makan
malam pun berakhir dan jam telah menunjukan pukul 21.30, kemudian delegasi
kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat, ada juga delegasi yang
berkumpul di luar kamar untuk sekedar sharing, tertawa bersama antar kerabat
seluruh Indonesia.
Sebelum
tidur panitia mendatangi kamar demi kamar untuk melakukan pengambilan photo
dengan berbagai gaya dan aksi untuk di jadikan badge name yang akan di pakai
oleh seluruh delegasi dari hari pertama hingga hari terakhir acara dan adegan
itupun berakhir para delegasi pun di persilahkan untuk tidur
SENIN, 03 OKTOBER 2011
Mentari
belum menampakkan wajah, dingin juga masih menusuk dalam setiap pori-pori kulit
para delegasi, tetapi pintu demi pintu sudah di ketuk oleh panitia praserasehan
untuk mengambil kembali photo-photo badge name delegasi yang tadi malam belum
terambil semua dan sekalian panitia mengumandangkan kepada setiap penghuni
kamar untuk mandi dan segera sarapan karena hari ini akan dimulai kegiatan
pertama yaitu “SEMINAR SEHARI DI KOTA SWAHLUNTO”.
Tepat
pukul 07.00 seluruh delegasi telah berkumpul di ruang makan untuk menyantap
sarapan pagi dengan hidangan ada 2 jenis makanan yaitu bubur kacang merah dan
lontong, semua delegasi usu pada pagi ini memilih sarapan bubur, mungkin karena
bubur nya terlihat lebih menarik dari pada lontong.
Pukul
08.20 WIB dua bus universitas andalas sudah standbay
didepan SKB untuk menghantar semua delegasi beserta panitia ke Gedung
Kebudayaan Sawahlunto. Pukul 08.50 seluruh peserta seminar telah sampai di kota
kota sawahlunto, sebelum memasuki ruangan gedung kebudayaan seluruh delegasi di
sambut dengan dentingan dan alunan alat musik khas sumatera barat yang di
bawakan oleh mahasiswa dari fakultas sastra universitas andalas, hingga menuju
gedung kebudayann dan seluruh delagasi di persilahkan memasuki ruangan seminar
sembari menandatangi daftar hadir dan pemberian naskah seminar oleh panitia.
Pukul
09.00 WIB Pembukaan acara seminar pun di mulai dengan penyambutan tarian khas
sumatera barat oleh mahasiswi antropologi andalas diikuti oleh pemberian
cendarmata oleh walikota sawahlunto kepada tiap-tiap delegasi dan delegasi dari
usu di wakilkan oleh berty manurung. seminar sehari kali ini di bagi menjadi 2
bagian yang pertama seminar yang di bawakan langsung oleh Walikota sawahlunto
dengan topic “Strategi Pengembangan Parawisata Sawahlunto Dalam Dinamika
Otonomi Daerah”,pada sesi ini walikota menyampaiakn bagaiaman strategi dna
kinerja pemerintahan sawahlunto menyulap kota hantu menjadi kota parawisata
terkemuka di sumatera barat, sesi ini berlangsung dari pukul 10.00-12.30 WIB.
Pukul
12.30 hingga 13.30 seluruh peserta seminar di ajak untuk istirahat, makan dan
juga sholat bagi kerabat yang beragama muslim. Makan siang dengan nuansa “take self” ini di iringi dengan
persembahan perttunjukan alat musik tradisional sumatera barat oleh mahasiswa
fak.sastra univ.andalas.
Pukul
13.30-15.30 acara seminar sesi kedua di lanjutkan kembali, kali ini di bawakan
langsung oleh 4 orang pembicara dengan topic yang berbeda.
1. Strategi
Lokal Melawan Budaya Global oleh Prof.Dr.Nursyirwan Efendi ( Guru Besar
Antropologi Universitas Andalas)
2. Strategi
Pengembangan Parawisata Sumatera Barat oleh Drs. Burhasman.MM ( Kepala Dinas
Budaya dan Parawisata Provinsi Sumatera Barat )
3. Pengaruh
Dan Peran Adat Minangkabau Dalam Pengembangan Parawisata Di Era Otonomi Daerah
oleh H.Epi Radisman,DT.Paduko Alam,SH ( Ketua III LKAAM Sumatera Barat).
Tepat
pukul 15.30 seminar sehari ini pun selesai dan di ikuti dengan istirahat
sejenak oleh seluruh peserta dan selanjutnya seluruh delegasi usu di ajak oleh
kerabat dari universitas andalas untuk berkeliling kota sawahlunto dengan
berjalan kaki, dimulai dari situs pariwisata statsiun kereta api, selanjutnya
ke pabrik batu batu bara yang sudah tidak berfungsi lagi. Acara kunjungan ini
berlangsung ± 1,5 jam. Ketika jam telah menunjukan pukul 17.00 maka seluruh
delegasi dna panitia kembali ke penginapan ( SKB ) dan tepat pukul 17.30 sampai
di penginapan tersebut dan tiap-tiap delegasi di arahkan oleh panitia untuk
mandi, sholat dan juga ada yang istirahat sejenak. Pukul 18.30 kembali delegasi
di undang untuk makan malam bersama dan kegiatan ini pun berakhir pukul 19.00.
setelah makan malam berakhir seluruh delegasi di undang ke aula untuk acara
temu rama peserta, pada acara ini seluruh delegasi memperkenalkan diri
masing-masing dan acara ini di akhiri dengan nyanyi bersama tepat pukul 21.00
seluruh delegasi memasuki kamar masing-masing untuk istirahat.
Malam
itu terlihat sedikit sekali peserta yang berkeliaran di luar kamar, karena
semua peserta tengah sibuk mempersiapkan makalah mereka masing-masing yang akan
di presentasekan besok oleh setiap perwakilan delegasi. Tidak terkecuali
delegasi dari usu yang tengah berembuk pada malam itu di kamar delegasi pria
usu untuk mendiskusikan makalah yang akan di bawakan dan pada saat itu awalnya
delegasi usu ingin mengangkat tema “pengembangan Pakpak barat dalam dinamika
otonomi daerah” yang walaupun pada akhirnya tema itu dig anti karena
kesepakatan seluruh delegasi usu karena kurang sesuai dengan tema praserasehan
kali ini.
SELASA, 4 OKTOBER 2011
Seperti
biasa pukul 06.00 panitia sudah menggedor pintu kamar demi kamar untuk
memerintahkan supaya bergegas mandi dan juga sarapan, tetapi ada hal yang
bertambah pada pagi ini, panitia tidak hanya memerintahkan hal itu tetapi juga
meminta softcopy makalah
masing-masing delegasi. Pagi ini delegasi usu masih sibuk membuat power point
makalah karena judul yang kami angkat sebelumnya telah berganti menjadi
“Strategi Pengembangan Parawisata Danau Toba Dalam Dinamika Otonomi Daerah”,
karena menurut kami judul ini yang lebih berkenaan dengan tema praserasehan
tahun ini. Panitia telah 2 kali bolak balik memasuki kamar putri delegasi usu
untuk meminta softcopy tersebut hingga akhirnya kami mengatakan kepada panitia
bahwa kami akan menyerahkan ketika nanti di aula.
Pukul
07.30 seluruh delegasi berbondong-bondong ke ruang makan utnuk sarapan pagi,
seperti biasa , sepiring lontong hangat selalu menanti di pagi hari selama di
penginapan.
Jam
telah menunjukan pukul 08.30 dan ini tandanya seluruh delegasi harus wajib
memasuki ruang aula untuk persiapan seminar presentase makalah masing-masing,
dan tepat pukul 09.00 seminar pun dimulai yang di awali presentase dari
universitas udayana bali seiring berjalannya waktu kegiatan dan juga
serangkaian kegiatan istirahat sperti cooffe break ketika jam telah menunjukkan
pukul 15.30 maka delegasi usu pun di panggil untuk mempresentasekan makalah,
usu dipanggil setelah sebelumnya ada empat universitas yang sudah presentase.
Perwakilan dari usu adalah Dea (sebagai moderator ), Dika ( sebagai pemakalah
), Berty ( Sebagai penjawab pertanyaan) dan yang terakhir Deny ( sebagai
penjawab pertanyaan ). Disini delegasi usu mempresentasekan bagaimana strategi
pembangunan pariwisata danau toba yang berada di bawah naungan 7 kabupaten.
Jam
telah berputar menuju ke angka 4 dan seluruh peserta seminar di anjurkan untk
kembali ke kamar untuk mandi dan juga istirahat sejenak dan tepat jam 17.00
seminar kembali di lanjutkan karena masih ada delegasi yang belum presentase
hingga menuju makan malam tepat jam 20.00 seminar akhirnya selesai dan seluruh
peserta kembali keruang makan utnuk makan malam bersama dan setelah itu kembali
ke kamar untuk tidur dan ada juga yang berkumpul di luar untuk
berbincang-bincang satu dengan yang lain.
RABU, 05 OKTOBER 2011
Rutinitas
berulang kembali terjadi yaitu aktivitas menggedor kamar oleh panitia untuk mengingatkan peserta mandi dan
selanjutnya sarapan seluruh aktivitas ini berlangsung selama ± 2 Jam. Hari ini
kegiatan selanjutnya tidak di laksanakan di penginapan karena hari ini adalah
kegiatan penelitian lapangan yaitu penelitian di Desa Rantih Kec Talawi dan
berada di kota sawahlunto. Penelitian kali ini berjudul pengamatan potensi
wisata Desa Rantih dan juga harapan masyarakat Desa Rantih terhadap potensi
wisata itu. Penelitian ini pun dibagi menjadi 4 kelompok, pembagian dilakukan
oleh sekjen JKAI yaitu saudara Natan Tebai yang berketepatan pada saat itu
satu-satunya delegasi dari universitas cendrawasih. Ada pun pembagian kelompok
penelitian yang pertama meneleiti potensi wisata dari segi kuliner, yang kedua
dari segi wisata alam, yang ketiga potensi budaya dan yang terakhir adalah kerajinan tangan & industri..yang ada di desa itu. Tiap kelompok
terdiri dari 10-11 orang, Seluruh delegasi usu di pencar ke dalam tiap-tiap
kelompok.
,
bus univ.andalas telah standbay menunggu kami didepan Sanggar Kegiatan Belajar
(SKB) tempat kami menginap. seakan bus itu melambai-lambaikan tangan nya tuk
memanggil kami mengambil posisi di dalam tubuh sang bus itu, hingga kami pun
merespon ajakan itu dengan berlari kecil.tepat pukul 08.00 WIB perjalanan pun
dimulai, Tempat yang kami tuju pun akhirnya sampai, sebuah desa kecil yang
masih sangat natural jika dipandang sekilas, aliran sungai yang menggoda tuk
bermain air, sapaan bambu-bambu yang menghelakan angin sepoi-sepoi membuat kami
merasa berada di sebuah lubuk ketenangan.
Saat
turun dari bus ketika itu jam menunjukan pukul 09.00 WIB, peserta tidak di
perbolehkan langsung melangkahkan kaki ke arah desa yang dibatasi sebuah jembatan
itu, kami di perintahkan menunggu beberapa menit yang kami tidak tahu apa
tujuannya. hingga akhirnya kami pun di ajak tuk berjalan beriring-iringan dan
diluar dugaan kami telah di sambut di luar sana dengan bunyian alat-alat musik
khas desa ini yaitu talempong yang sangat menggugah hati. informan-informan
yang seharusnya kami hormati malah lebih menghormati kami dengan sambutan yang
menurut kami sangat luar biasa, dan di penghujung jalan kami, sebuah tenda yang
didirikan di tengah sawah bekas padi yang telah di panen pun menyambut kami dan
disana para penetuah kampung, dosen dan kepala parawisata kota sawahlunto juga
telah berdiri berjajar dan menjulurkan tangannya ke depan untuk menyambut kami
dengan sebuah salaman selamat datang.
hal
yang paling membuat kami kagum ketika di tengah-tengah tenda itu telah tersedia
talam-talam besar yang berisi nasi, lauk dan juga buah yang di tenteng para
ibu-ibu desa itu dan mereka disebut "bundo kanduang".
dengan
antusiasnnya mereka mempersembahkan talam-talam yang berisi santapan lezat itu
ketengah-tengah kami Sebelum melahap makanan ini, kepala ada acara yang kami
lewati yang pertama penyampaian maksud dan tujuan kami datang kedesa ini oleh
sekjen JKAI kaka natan tebai dari univ.cendrawasih papua, selanjutnya kata sambutan
dari kepala desa yang menjelaskan sekilas tentang kampung ini dan menjelaskan
arti talam-talam ini, menurut kepala desa yang mengawakili warga dan para bundo
kanduang di desa ini, talam-talam yang berisi nasi, lauk, sayur dan buah ini
merupakan suatu tradisi penyambutan tamu, upacar adata dan juga pesta kota yang
mereka sebut dengan nama "DULANG" dan makan bersama itu mereka sebut
dengan "MAKAN BEJAMBAH"
pukul
12.00 WIB makan bejambah pun di mulai, tidak terlepas rasa lapar yang
menghantui kami pun langsung melahap makanan dalam talam-talam besar itu,
awalnya kami menduga bahwa isinya sama ternyata tidak, talam satu dengan yang
lain bervariasi yang sama hanya lah nasi putihnya dan beberapa buahnya, ketika kami
menayakan arti perbedaan dalam penjamuan itu, salah seorang bundo kanduang pun
berkata "itu adalah kesepakatan, disini mereka mengkreasiakan dan
memamerkan makanan khas desa ini yang begitu banyak, jadi mereka berembuk
terlebih dahulu apa yang akan di persembahakan tiap-tiap orang", setelah
rasa kenyang menerpa , selanjutnya ada yang pergi sholat dan ada juga yang
tinggal di tenda untuk beristirahat.
Penelitian
pun dimulai ketika jam telah menunjukan pukul 13.30, penelitian ini di berikan
waktu selama 3 jam dan setiap kelompok yang telah di bagi tadi di berikan 3
orang guide yang di ambil dari pemuda desa tersebut, penelitian pun berlangsung
dan semua peserta melakukan aktivitas penelitian sesuai judul penelitian
masing-masing.
Tepat
pukul 16.00 WIB semua peserta penelitian kembali ke tenda dengan membawa hasil
penelitian masing-masing kelompok dan saat di tenda semua peserta di
persilahkan istirahat dan juga aktivitas lain sementara panitia mempersiapkan
lampu di tenda dan juga perlengkapan lain untuk pemutaran film documenter desa
rantih.
Pukul
18.30 kembali lagi masyarakat Rantih menjamu para peserta untuk makan malam
sembari menonton film documenter desa rantih dan juga film lain hingga pukul
21.00 acara ini berakhir yang di akhiri dengan acara poto bersama masyrakat
rantih dan tidak lupa juga panitia membangun sebuah tugu kenang-kenangan dari
JKAI di desa rantih tersebut. Pukul 22.15 delegasi dan peserta sampai di
penginapan untuk beristirahat.
KAMIS,06 OKTOBER 2011
Hari
ini adalah ahri terakhir di sawahlunto karena besok akan segera kembali ke padang
bahkan ada sebagian delegasi yang langsung kembali kedaerah nya masing-masing.
Seperti biasa jam 06.00- 08.00 adalah kegiatan Mandi, dan juga sarapan, setelah
itu kegiatan pertama hari ini adalah persiapan rapat kerja JKAI yaitu pada jam
08.00-09.00 selama persiapan rapat JKAI, seluruh delegasi berada di aula untuk
menyusun hasil penelitian masing-masing kelompok yang di rangkum menjadi 1
hasil penelitian untuk tiap kelompok yang nantinya di presentasekan dan di
serahkan kepada sekejen JKAI dan nantinya hasil itu di serahkan kepada Wakil
Walikota Sawahlunto untuk pengembangan parawisata desa rantih tersebut.
Jam
09.00 WIB rapat kerja JKAI pun di mulai hal yang di bahas disini adalah yang
pertama penentuan tempat serasehan ke IX yang kemudian universitas padjadjaran
terpilih menjadi tuan rumah serasehan ke IX, selanjutnya adalah pelaporan hasil
kinerja tiap-tiap divisi wilayah kepada sekjen JKAI dan yang terakhir adalah
himbauan kepada seluruh delegasi untuk ikut serta dalam pembuatan jurnal
antropologi se-indonesia, dengan cara pengiriman tulisan-tulisan mahasiswa
antropologi di setiap universitas kepada pengelolah jurnal yang di berikan
tanggung jawab kepada delegasi dari universitas gajah mada Jogjakarta. Rapat di
akhiri tepat pukul 12.30 WIB karena waktunya untuk istirahat dan sholat dan
juga makan, setelah itu jam 14.00 WIB rapat kembali di lanjutkan tetapi tidak
secara formal karena ini hanya mengisi waktu kosong saja dengan
berbincang-bincang dan juga acara games sederhana.
Ketika
tepat pukul 17.30 WIB seluruh delegasi dipersilahkan untuk mempersiapkan
pakaian karena panitia akan mengajak seluruh delegasi ke water boom sawahlunto
yang merupakan salah satu tempat kunjungan wisatawan ketika berada di
sawahlunto. Jam 18.00 WIB delegasi sampai di waterboom, sesampai disana seluruh
delegasi berekspresi. Ada yang mandi, photo-photo dan sebagainya, setelah
selesai mandi seluruh delegasi di perintahkan untuk bersiap-siap menuju
kediaman Wakil Walikota Sawahlunto untuk menghadiri makan makan bersama beliau.
Jam 20.00 seluruh delegasi sampai di kediaman Wakil Walikota dan di halaman
telah tersedia meja dan juga kursi yang tertata rapi untuk menyambut delegasi,
acara makan malam di awali dengan hiburan dari seorang biduan dilanjut dengan
sambutan dari Wakil Walikota dan juga Sekjen JKAI diikuti oleh Dosen
Antropologi Universitas Andalas dan juga hiburan dari beberapa delegasi dan
selanjutnya pemberian cendramata dari setiap delegasi,kepada penyelenggara
praserasehan tahun ini. tetapi pada
malam itu delegasi USU tidak memberikan cenderamata apapun karena tidak adanya
dana yang diperoleh delegasi dari Jurusan Antropologi USU, bahkan keberangkatan
semua delegasi hanya mengharapkan kocek masing-masing (dibawah akan kami
lampirkan pengeluaran), dan kekeurangan dana delegasi di inisatifkan dengan
penjualan majalah FOLKS hasil karya mahasiswa antropologi 2008. Rasa malu dan
sedih sangat di rasakan oleh semua delegasi daru USU saat itu, bagaimana tidak
melihat semua delegasi memberikan cenderamata, ketika dipanggil perwakilan dari
USU hanya bisa memberikan sisa majalah folks sebanyak 24 buah dan yang lebih
mirisnya, delegasi USU mendapat cenderamata yang lebih bisa di kategorikan
berkesan sedangkan USU hanya bisa
memberikan majalah sisa yang tidak habis terjual. Wajar saja, semua delegasi
itu bisa memberkan cendramata karena seperti informasi yang kami terima bahwa
delegasi seperti Universitas Airlangga, Universitas Padjadjaran, Universitas
Indonesia dan yang lain mendapat cucuran dana dari jurusan mereka di
universitas yang mereka duduki, sedangkan dari USU, sepeser pun kami tidak
mendapatkan apa-apa, pada hal bisa di katakanan ini bukan keperluan 11 delegasi
semata tetapi ini juga keperluan dan kebutuhan pengembangan Atropologi USU itu
sendiri. keyang di akhiri dengan bernyanyi dan photo bersama. Pukul 21.00
delegasi kembali ke penginapan untuk acara selanjutnya yaitu acara terakhir
dari panitia yaitu malam kekerabatan. Acara puncak ini dimulai pukul 21.30 yang
di buka dengan penyampaian ucapan terimaksih dari tiap-tiap delegasi dan
selanjutnya persembahan sebuah tarian totem dari mahasiswa universitas andalas
dan kemudian tarian dari mahasiswa universitas airlangga Surabaya dan
selanjutnya acara bernyanyi bersama mengelilingi api unggun dan berlangsung hingga pukul 03.00 dini hari
yang akhirnya semua peserta beranjak ke kamar masing-masing untuk beristirahat.
JUMAT, 07 OKTOBER 2011
Hari
ini semua peserta dan juga panitia terlambat bangun pagi karena sebagian tidur
terlalu larut. Pagi ini aktivitas semuanya sudah bebas dan semua delegasi sudah
bersiap-siap mengumpulkan pakaian masing-masing, karena hari ini semua peserta
juga panitia akan meninggalkan sawahlunto. Sembari menunggu bus datang
menjemput seluruh delegasi mengambil kesempatan untuk photo bersama, saling tukar
almamater, nomor handpone dan sebagainya.
Pukul
12.00 bus pun telah bersedia untuk menghantar pulang apanitia ke universitas
andalas-padang . tetapi kali ini panitia terlebih dahulu pulang sedangkan
delegasi tidka langsung meluncur ke padang tetapi berhenti di tanah datar untuk
melihat-lihat objek wisata disana. Seperti kata pepatah sekali mendayung dapat
dua pulau. Jadi semabri pulang ke padang bus berhenti di Kec.Tanah Datar untuk
memperkenalkan objek wisata di kota ini. Di kota Tanah Datar objek wisata lebih
berbasis situs sejarah dan kebudayaan. Seperti makam raja-raja, dan rumah
minangkabau yang sedang proses pembanguanan dan kunjungan terakhir adalah
kantor dinas kebudayaan dan pariwisata Tanah Datar dan disana seluruh delegasi
mendengarkan ceramah dari walikota tanah datar dan juga kepala dinas kebudayaan
tanah datar sembari di sajikan sebuah penganan makanan khas daerah itu ..
semacam lemang yang terbuat dari beras merah, kegiatan ini di akhiri dengan
photo bersama Walikota dan Kepala Dinas Kebudayaan Tanah Datar. Tepat pukul
18.30 bus pun bergerak menuju kota Padang dan tepat pukul 21.30 delegasi tiba
di Kota Padang.
Tabel Rincian Pengeluaran Delegasi.
JENIS
PENGELUARAN
|
JUMLAH
|
TOTAL
(11org)
|
Ongkos
pergi & pulang
|
@ Rp 350.000
|
Rp 3.850.000
|
Tambahan
Biaya Makan di setor kepanitia
|
@ Rp 100.000
|
Rp 1.100.000
|
Sumbangan
Kpd Kerabat Udayana ketika berkunjung ke Medan
|
@ Rp 50.000
|
Rp 550.000
|
Biaya
makan di jalan saat keberangkatan
(
3 X makan )
|
@20.000 x 3
|
Rp 660.000
|
Biaya
makan pulang saat di bus ( bersama 2 kerabat Udayana) menjadi 13 orng *makan
3 x
|
@20.000
x 3
|
Rp 780.000
|
Total : Rp 6.940.000
Sumber Dana Delegasi :
1. Teken list Rp
200.000
2.penjualan majalah
folks 26 tapi panitia hanya membayar Rp
150.000 +
Rp
350.000
Rp 6.940.000 – Rp 350.000 = Rp 6.640.000
( berasal dari 11 orang
delegasi)
*biaya makan
berdasarkan biaya yang di tentukan oleh RM, karena harga-harga disana sangat
melonjak tinggi seperti pada saat berhenti di kota nopan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar