Selasa, 25 Oktober 2011

LAPORAN PRASERASEHAN KE X (PADANG)


LAPORAN  KEGIATAN ACARA PRaSERASEHAN JKAI KE X
DI KOTA SAWAHLUNTO-SUMATERA BARAT
UNIVERSITAS ANDALAS
MINGGU 2 OKTOBER 2011
Acara Pra-Serasehan ke X ini tidak dilangsungkan di universitas andalas, panitia ( Universitas Andalas) merujuk tempat di kota wisata di sumatera barat yaitu Sawahlunto.ketika delegasi sampai di universitas andalas dan dipersilahkan mandi sejenak dan membuang lelah setelah itu ada 2 bus universitas andalas telah menunggu dihalaman FISIP UNAND pada saat itu jam menunjukan pukul 15.20 Perjalan dari padang ke sawahlunto memakan waktu ±3 jam, tetapi karena pada saat itu ada perbaikan infrastruktur padang-sawahlunto maka perjalanan pun memakan waktu 4-5 jam.
Ketika sampai di Kota Sawahlunto waktu telah menunjukan pukul 19.10 WIb, gemerlap lampu-lampu kota menyambut kedatangan kami,infrastruktur sawahlunyo yang tertata rapi dan sedemikan rupa membuat kekaguman tersendiri dalam benak kami, bus terus meluncur kearah utara dan hingga merayap kejalan kecil dan menanjak dna akhirnya meninggalkan keindahan kota sawahlunto yang terang menderang, hingga tiba di sebuah mess yang lebih menyerupai asrama dan sebuah tulisan  yang melekat di sebuah tugu batu panjang yang bertuliskan “ Sarana Kegiatan Belajar” Kota sawahlunto. Di tempat ini lah kegiaatan acara Pra-Serasehan kali ini berlangsung, tempat ini merupakan sebuah lokasi tempat kegiatan belajar para siswa-siswi sekolah yang ada di swahlunto,tempat ini juga di lengkapi dengan ruang kantor,ruang belajar, ruang makan, ruang istirahat atau tidur (kamar), lapangan bola basket dan yang terakhir ada Aula pertemuan. Tetapi selama kegiatan pra-serasehan ruangan yang kami gunakan hanya ada 4 ruangan yaitu ruang makan, aula, kamar dan ruang panitia.
Saat tiba disana panitia langsung menuntun delegasi untuk memilih ruangan/kamar masing-masing, kamar untuk delegasi terrbagi menjadi 2 asrama yaitu asrama putrid untuk delegasi putrid yang diberi nama asrama Flamboyan dan asrama putra untuk delegasi laki-laki dengan nama asrama Angrek. Tiap asrama memiliki 6 kamar dan tiap kamar memiliki 3 tempat tidur dengan model bertingkat sehingga 1 kamar asrama di huni oleh 6 delegasi. Delegasi USU putri (Berty,Harni,Dea,Amy,Putri,Dina,Maria) memilih kamar pertama, sedangkan Delegasi USU yang putra (Batara,Deni,Omri,Dika) memilih kamar no 2, tentunya di asrama berbeda. Kedua asrama berbentuk huruf “L” dan tepat di sudut siku-siku 90Âș ada ruangan makan.
Tepat pukul 20.30 setelah delegasi mengemas barang masing-masing dan juga telah selesai mandi panitia mengundang para delegasi menuju ruang makan untuk makan malam pada malam pertama delegasi di suguhkan makanan nasi bungkus yang berisi rending ayam. Di dalam ruang makan dengan ukuran kira-kira 3x5 m² terdapat 2 meja, 1 meja panjang kira-kira sepanjang ruangan makan tersebut dan 1 lagi setengah dari panjang meja pertama, kedua meja di lengkapi dengan kursi plastic dengan susunan berhadap-hadapan dengan jarak antar kursi kira-kira 20 cm.
Makan malam pun berakhir dan jam telah menunjukan pukul 21.30, kemudian delegasi kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat, ada juga delegasi yang berkumpul di luar kamar untuk sekedar sharing, tertawa bersama antar kerabat seluruh Indonesia.
Sebelum tidur panitia mendatangi kamar demi kamar untuk melakukan pengambilan photo dengan berbagai gaya dan aksi untuk di jadikan badge name yang akan di pakai oleh seluruh delegasi dari hari pertama hingga hari terakhir acara dan adegan itupun berakhir para delegasi pun di persilahkan untuk tidur

SENIN, 03 OKTOBER 2011
Mentari belum menampakkan wajah, dingin juga masih menusuk dalam setiap pori-pori kulit para delegasi, tetapi pintu demi pintu sudah di ketuk oleh panitia praserasehan untuk mengambil kembali photo-photo badge name delegasi yang tadi malam belum terambil semua dan sekalian panitia mengumandangkan kepada setiap penghuni kamar untuk mandi dan segera sarapan karena hari ini akan dimulai kegiatan pertama yaitu “SEMINAR SEHARI DI KOTA SWAHLUNTO”.
Tepat pukul 07.00 seluruh delegasi telah berkumpul di ruang makan untuk menyantap sarapan pagi dengan hidangan ada 2 jenis makanan yaitu bubur kacang merah dan lontong, semua delegasi usu pada pagi ini memilih sarapan bubur, mungkin karena bubur nya terlihat lebih menarik dari pada lontong.
Pukul 08.20 WIB dua bus universitas andalas sudah standbay didepan SKB untuk menghantar semua delegasi beserta panitia ke Gedung Kebudayaan Sawahlunto. Pukul 08.50 seluruh peserta seminar telah sampai di kota kota sawahlunto, sebelum memasuki ruangan gedung kebudayaan seluruh delegasi di sambut dengan dentingan dan alunan alat musik khas sumatera barat yang di bawakan oleh mahasiswa dari fakultas sastra universitas andalas, hingga menuju gedung kebudayann dan seluruh delagasi di persilahkan memasuki ruangan seminar sembari menandatangi daftar hadir dan pemberian naskah seminar oleh panitia.
Pukul 09.00 WIB Pembukaan acara seminar pun di mulai dengan penyambutan tarian khas sumatera barat oleh mahasiswi antropologi andalas diikuti oleh pemberian cendarmata oleh walikota sawahlunto kepada tiap-tiap delegasi dan delegasi dari usu di wakilkan oleh berty manurung. seminar sehari kali ini di bagi menjadi 2 bagian yang pertama seminar yang di bawakan langsung oleh Walikota sawahlunto dengan topic “Strategi Pengembangan Parawisata Sawahlunto Dalam Dinamika Otonomi Daerah”,pada sesi ini walikota menyampaiakn bagaiaman strategi dna kinerja pemerintahan sawahlunto menyulap kota hantu menjadi kota parawisata terkemuka di sumatera barat, sesi ini berlangsung dari pukul 10.00-12.30 WIB.
Pukul 12.30 hingga 13.30 seluruh peserta seminar di ajak untuk istirahat, makan dan juga sholat bagi kerabat yang beragama muslim. Makan siang dengan nuansa “take self” ini di iringi dengan persembahan perttunjukan alat musik tradisional sumatera barat oleh mahasiswa fak.sastra univ.andalas.
Pukul 13.30-15.30 acara seminar sesi kedua di lanjutkan kembali, kali ini di bawakan langsung oleh 4 orang pembicara dengan topic yang berbeda.
1.      Strategi Lokal Melawan Budaya Global oleh Prof.Dr.Nursyirwan Efendi ( Guru Besar Antropologi Universitas Andalas)
2.      Strategi Pengembangan Parawisata Sumatera Barat oleh Drs. Burhasman.MM ( Kepala Dinas Budaya dan Parawisata Provinsi Sumatera Barat )
3.      Pengaruh Dan Peran Adat Minangkabau Dalam Pengembangan Parawisata Di Era Otonomi Daerah oleh H.Epi Radisman,DT.Paduko Alam,SH ( Ketua III LKAAM Sumatera Barat).
Tepat pukul 15.30 seminar sehari ini pun selesai dan di ikuti dengan istirahat sejenak oleh seluruh peserta dan selanjutnya seluruh delegasi usu di ajak oleh kerabat dari universitas andalas untuk berkeliling kota sawahlunto dengan berjalan kaki, dimulai dari situs pariwisata statsiun kereta api, selanjutnya ke pabrik batu batu bara yang sudah tidak berfungsi lagi. Acara kunjungan ini berlangsung ± 1,5 jam. Ketika jam telah menunjukan pukul 17.00 maka seluruh delegasi dna panitia kembali ke penginapan ( SKB ) dan tepat pukul 17.30 sampai di penginapan tersebut dan tiap-tiap delegasi di arahkan oleh panitia untuk mandi, sholat dan juga ada yang istirahat sejenak. Pukul 18.30 kembali delegasi di undang untuk makan malam bersama dan kegiatan ini pun berakhir pukul 19.00. setelah makan malam berakhir seluruh delegasi di undang ke aula untuk acara temu rama peserta, pada acara ini seluruh delegasi memperkenalkan diri masing-masing dan acara ini di akhiri dengan nyanyi bersama tepat pukul 21.00 seluruh delegasi memasuki kamar masing-masing untuk istirahat.
Malam itu terlihat sedikit sekali peserta yang berkeliaran di luar kamar, karena semua peserta tengah sibuk mempersiapkan makalah mereka masing-masing yang akan di presentasekan besok oleh setiap perwakilan delegasi. Tidak terkecuali delegasi dari usu yang tengah berembuk pada malam itu di kamar delegasi pria usu untuk mendiskusikan makalah yang akan di bawakan dan pada saat itu awalnya delegasi usu ingin mengangkat tema “pengembangan Pakpak barat dalam dinamika otonomi daerah” yang walaupun pada akhirnya tema itu dig anti karena kesepakatan seluruh delegasi usu karena kurang sesuai dengan tema praserasehan kali ini.



SELASA, 4 OKTOBER 2011
Seperti biasa pukul 06.00 panitia sudah menggedor pintu kamar demi kamar untuk memerintahkan supaya bergegas mandi dan juga sarapan, tetapi ada hal yang bertambah pada pagi ini, panitia tidak hanya memerintahkan hal itu tetapi juga meminta softcopy makalah masing-masing delegasi. Pagi ini delegasi usu masih sibuk membuat power point makalah karena judul yang kami angkat sebelumnya telah berganti menjadi “Strategi Pengembangan Parawisata Danau Toba Dalam Dinamika Otonomi Daerah”, karena menurut kami judul ini yang lebih berkenaan dengan tema praserasehan tahun ini. Panitia telah 2 kali bolak balik memasuki kamar putri delegasi usu untuk meminta softcopy tersebut hingga akhirnya kami mengatakan kepada panitia bahwa kami akan menyerahkan ketika nanti di aula.
Pukul 07.30 seluruh delegasi berbondong-bondong ke ruang makan utnuk sarapan pagi, seperti biasa , sepiring lontong hangat selalu menanti di pagi hari selama di penginapan.
Jam telah menunjukan pukul 08.30 dan ini tandanya seluruh delegasi harus wajib memasuki ruang aula untuk persiapan seminar presentase makalah masing-masing, dan tepat pukul 09.00 seminar pun dimulai yang di awali presentase dari universitas udayana bali seiring berjalannya waktu kegiatan dan juga serangkaian kegiatan istirahat sperti cooffe break ketika jam telah menunjukkan pukul 15.30 maka delegasi usu pun di panggil untuk mempresentasekan makalah, usu dipanggil setelah sebelumnya ada empat universitas yang sudah presentase. Perwakilan dari usu adalah Dea (sebagai moderator ), Dika ( sebagai pemakalah ), Berty ( Sebagai penjawab pertanyaan) dan yang terakhir Deny ( sebagai penjawab pertanyaan ). Disini delegasi usu mempresentasekan bagaimana strategi pembangunan pariwisata danau toba yang berada di bawah naungan 7 kabupaten.
Jam telah berputar menuju ke angka 4 dan seluruh peserta seminar di anjurkan untk kembali ke kamar untuk mandi dan juga istirahat sejenak dan tepat jam 17.00 seminar kembali di lanjutkan karena masih ada delegasi yang belum presentase hingga menuju makan malam tepat jam 20.00 seminar akhirnya selesai dan seluruh peserta kembali keruang makan utnuk makan malam bersama dan setelah itu kembali ke kamar untuk tidur dan ada juga yang berkumpul di luar untuk berbincang-bincang satu dengan yang lain.
RABU, 05 OKTOBER 2011
Rutinitas berulang kembali terjadi yaitu aktivitas menggedor kamar oleh panitia  untuk mengingatkan peserta mandi dan selanjutnya sarapan seluruh aktivitas ini berlangsung selama ± 2 Jam. Hari ini kegiatan selanjutnya tidak di laksanakan di penginapan karena hari ini adalah kegiatan penelitian lapangan yaitu penelitian di Desa Rantih Kec Talawi dan berada di kota sawahlunto. Penelitian kali ini berjudul pengamatan potensi wisata Desa Rantih dan juga harapan masyarakat Desa Rantih terhadap potensi wisata itu. Penelitian ini pun dibagi menjadi 4 kelompok, pembagian dilakukan oleh sekjen JKAI yaitu saudara Natan Tebai yang berketepatan pada saat itu satu-satunya delegasi dari universitas cendrawasih. Ada pun pembagian kelompok penelitian yang pertama meneleiti potensi wisata dari segi kuliner, yang kedua dari segi wisata alam, yang ketiga potensi budaya dan yang terakhir adalah kerajinan tangan & industri..yang ada di desa itu. Tiap kelompok terdiri dari 10-11 orang, Seluruh delegasi usu di pencar ke dalam tiap-tiap kelompok.

, bus univ.andalas telah standbay menunggu kami didepan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) tempat kami menginap. seakan bus itu melambai-lambaikan tangan nya tuk memanggil kami mengambil posisi di dalam tubuh sang bus itu, hingga kami pun merespon ajakan itu dengan berlari kecil.tepat pukul 08.00 WIB perjalanan pun dimulai, Tempat yang kami tuju pun akhirnya sampai, sebuah desa kecil yang masih sangat natural jika dipandang sekilas, aliran sungai yang menggoda tuk bermain air, sapaan bambu-bambu yang menghelakan angin sepoi-sepoi membuat kami merasa berada di sebuah lubuk ketenangan.
Saat turun dari bus ketika itu jam menunjukan pukul 09.00 WIB, peserta tidak di perbolehkan langsung melangkahkan kaki ke arah desa yang dibatasi sebuah jembatan itu, kami di perintahkan menunggu beberapa menit yang kami tidak tahu apa tujuannya. hingga akhirnya kami pun di ajak tuk berjalan beriring-iringan dan diluar dugaan kami telah di sambut di luar sana dengan bunyian alat-alat musik khas desa ini yaitu talempong yang sangat menggugah hati. informan-informan yang seharusnya kami hormati malah lebih menghormati kami dengan sambutan yang menurut kami sangat luar biasa, dan di penghujung jalan kami, sebuah tenda yang didirikan di tengah sawah bekas padi yang telah di panen pun menyambut kami dan disana para penetuah kampung, dosen dan kepala parawisata kota sawahlunto juga telah berdiri berjajar dan menjulurkan tangannya ke depan untuk menyambut kami dengan sebuah salaman selamat datang.
hal yang paling membuat kami kagum ketika di tengah-tengah tenda itu telah tersedia talam-talam besar yang berisi nasi, lauk dan juga buah yang di tenteng para ibu-ibu desa itu dan mereka disebut "bundo kanduang".
dengan antusiasnnya mereka mempersembahkan talam-talam yang berisi santapan lezat itu ketengah-tengah kami Sebelum melahap makanan ini, kepala ada acara yang kami lewati yang pertama penyampaian maksud dan tujuan kami datang kedesa ini oleh sekjen JKAI kaka natan tebai dari univ.cendrawasih papua, selanjutnya kata sambutan dari kepala desa yang menjelaskan sekilas tentang kampung ini dan menjelaskan arti talam-talam ini, menurut kepala desa yang mengawakili warga dan para bundo kanduang di desa ini, talam-talam yang berisi nasi, lauk, sayur dan buah ini merupakan suatu tradisi penyambutan tamu, upacar adata dan juga pesta kota yang mereka sebut dengan nama "DULANG" dan makan bersama itu mereka sebut dengan "MAKAN BEJAMBAH"
pukul 12.00 WIB makan bejambah pun di mulai, tidak terlepas rasa lapar yang menghantui kami pun langsung melahap makanan dalam talam-talam besar itu, awalnya kami menduga bahwa isinya sama ternyata tidak, talam satu dengan yang lain bervariasi yang sama hanya lah nasi putihnya dan beberapa buahnya, ketika kami menayakan arti perbedaan dalam penjamuan itu, salah seorang bundo kanduang pun berkata "itu adalah kesepakatan, disini mereka mengkreasiakan dan memamerkan makanan khas desa ini yang begitu banyak, jadi mereka berembuk terlebih dahulu apa yang akan di persembahakan tiap-tiap orang", setelah rasa kenyang menerpa , selanjutnya ada yang pergi sholat dan ada juga yang tinggal di tenda untuk beristirahat.
Penelitian pun dimulai ketika jam telah menunjukan pukul 13.30, penelitian ini di berikan waktu selama 3 jam dan setiap kelompok yang telah di bagi tadi di berikan 3 orang guide yang di ambil dari pemuda desa tersebut, penelitian pun berlangsung dan semua peserta melakukan aktivitas penelitian sesuai judul penelitian masing-masing.
Tepat pukul 16.00 WIB semua peserta penelitian kembali ke tenda dengan membawa hasil penelitian masing-masing kelompok dan saat di tenda semua peserta di persilahkan istirahat dan juga aktivitas lain sementara panitia mempersiapkan lampu di tenda dan juga perlengkapan lain untuk pemutaran film documenter desa rantih.
Pukul 18.30 kembali lagi masyarakat Rantih menjamu para peserta untuk makan malam sembari menonton film documenter desa rantih dan juga film lain hingga pukul 21.00 acara ini berakhir yang di akhiri dengan acara poto bersama masyrakat rantih dan tidak lupa juga panitia membangun sebuah tugu kenang-kenangan dari JKAI di desa rantih tersebut. Pukul 22.15 delegasi dan peserta sampai di penginapan untuk beristirahat.
KAMIS,06 OKTOBER 2011
Hari ini adalah ahri terakhir di sawahlunto karena besok akan segera kembali ke padang bahkan ada sebagian delegasi yang langsung kembali kedaerah nya masing-masing. Seperti biasa jam 06.00- 08.00 adalah kegiatan Mandi, dan juga sarapan, setelah itu kegiatan pertama hari ini adalah persiapan rapat kerja JKAI yaitu pada jam 08.00-09.00 selama persiapan rapat JKAI, seluruh delegasi berada di aula untuk menyusun hasil penelitian masing-masing kelompok yang di rangkum menjadi 1 hasil penelitian untuk tiap kelompok yang nantinya di presentasekan dan di serahkan kepada sekejen JKAI dan nantinya hasil itu di serahkan kepada Wakil Walikota Sawahlunto untuk pengembangan parawisata desa rantih tersebut.
Jam 09.00 WIB rapat kerja JKAI pun di mulai hal yang di bahas disini adalah yang pertama penentuan tempat serasehan ke IX yang kemudian universitas padjadjaran terpilih menjadi tuan rumah serasehan ke IX, selanjutnya adalah pelaporan hasil kinerja tiap-tiap divisi wilayah kepada sekjen JKAI dan yang terakhir adalah himbauan kepada seluruh delegasi untuk ikut serta dalam pembuatan jurnal antropologi se-indonesia, dengan cara pengiriman tulisan-tulisan mahasiswa antropologi di setiap universitas kepada pengelolah jurnal yang di berikan tanggung jawab kepada delegasi dari universitas gajah mada Jogjakarta. Rapat di akhiri tepat pukul 12.30 WIB karena waktunya untuk istirahat dan sholat dan juga makan, setelah itu jam 14.00 WIB rapat kembali di lanjutkan tetapi tidak secara formal karena ini hanya mengisi waktu kosong saja dengan berbincang-bincang dan juga acara games sederhana.
Ketika tepat pukul 17.30 WIB seluruh delegasi dipersilahkan untuk mempersiapkan pakaian karena panitia akan mengajak seluruh delegasi ke water boom sawahlunto yang merupakan salah satu tempat kunjungan wisatawan ketika berada di sawahlunto. Jam 18.00 WIB delegasi sampai di waterboom, sesampai disana seluruh delegasi berekspresi. Ada yang mandi, photo-photo dan sebagainya, setelah selesai mandi seluruh delegasi di perintahkan untuk bersiap-siap menuju kediaman Wakil Walikota Sawahlunto untuk menghadiri makan makan bersama beliau. Jam 20.00 seluruh delegasi sampai di kediaman Wakil Walikota dan di halaman telah tersedia meja dan juga kursi yang tertata rapi untuk menyambut delegasi, acara makan malam di awali dengan hiburan dari seorang biduan dilanjut dengan sambutan dari Wakil Walikota dan juga Sekjen JKAI diikuti oleh Dosen Antropologi Universitas Andalas dan juga hiburan dari beberapa delegasi dan selanjutnya pemberian cendramata dari setiap delegasi,kepada penyelenggara praserasehan tahun ini.  tetapi pada malam itu delegasi USU tidak memberikan cenderamata apapun karena tidak adanya dana yang diperoleh delegasi dari Jurusan Antropologi USU, bahkan keberangkatan semua delegasi hanya mengharapkan kocek masing-masing (dibawah akan kami lampirkan pengeluaran), dan kekeurangan dana delegasi di inisatifkan dengan penjualan majalah FOLKS hasil karya mahasiswa antropologi 2008. Rasa malu dan sedih sangat di rasakan oleh semua delegasi daru USU saat itu, bagaimana tidak melihat semua delegasi memberikan cenderamata, ketika dipanggil perwakilan dari USU hanya bisa memberikan sisa majalah folks sebanyak 24 buah dan yang lebih mirisnya, delegasi USU mendapat cenderamata yang lebih bisa di kategorikan berkesan  sedangkan USU hanya bisa memberikan majalah sisa yang tidak habis terjual. Wajar saja, semua delegasi itu bisa memberkan cendramata karena seperti informasi yang kami terima bahwa delegasi seperti Universitas Airlangga, Universitas Padjadjaran, Universitas Indonesia dan yang lain mendapat cucuran dana dari jurusan mereka di universitas yang mereka duduki, sedangkan dari USU, sepeser pun kami tidak mendapatkan apa-apa, pada hal bisa di katakanan ini bukan keperluan 11 delegasi semata tetapi ini juga keperluan dan kebutuhan pengembangan Atropologi USU itu sendiri. keyang di akhiri dengan bernyanyi dan photo bersama. Pukul 21.00 delegasi kembali ke penginapan untuk acara selanjutnya yaitu acara terakhir dari panitia yaitu malam kekerabatan. Acara puncak ini dimulai pukul 21.30 yang di buka dengan penyampaian ucapan terimaksih dari tiap-tiap delegasi dan selanjutnya persembahan sebuah tarian totem dari mahasiswa universitas andalas dan kemudian tarian dari mahasiswa universitas airlangga Surabaya dan selanjutnya acara bernyanyi bersama mengelilingi api unggun  dan berlangsung hingga pukul 03.00 dini hari yang akhirnya semua peserta beranjak ke kamar masing-masing untuk beristirahat.

JUMAT, 07 OKTOBER 2011
Hari ini semua peserta dan juga panitia terlambat bangun pagi karena sebagian tidur terlalu larut. Pagi ini aktivitas semuanya sudah bebas dan semua delegasi sudah bersiap-siap mengumpulkan pakaian masing-masing, karena hari ini semua peserta juga panitia akan meninggalkan sawahlunto. Sembari menunggu bus datang menjemput seluruh delegasi mengambil kesempatan untuk photo bersama, saling tukar almamater, nomor handpone dan sebagainya.
Pukul 12.00 bus pun telah bersedia untuk menghantar pulang apanitia ke universitas andalas-padang . tetapi kali ini panitia terlebih dahulu pulang sedangkan delegasi tidka langsung meluncur ke padang tetapi berhenti di tanah datar untuk melihat-lihat objek wisata disana. Seperti kata pepatah sekali mendayung dapat dua pulau. Jadi semabri pulang ke padang bus berhenti di Kec.Tanah Datar untuk memperkenalkan objek wisata di kota ini. Di kota Tanah Datar objek wisata lebih berbasis situs sejarah dan kebudayaan. Seperti makam raja-raja, dan rumah minangkabau yang sedang proses pembanguanan dan kunjungan terakhir adalah kantor dinas kebudayaan dan pariwisata Tanah Datar dan disana seluruh delegasi mendengarkan ceramah dari walikota tanah datar dan juga kepala dinas kebudayaan tanah datar sembari di sajikan sebuah penganan makanan khas daerah itu .. semacam lemang yang terbuat dari beras merah, kegiatan ini di akhiri dengan photo bersama Walikota dan Kepala Dinas Kebudayaan Tanah Datar. Tepat pukul 18.30 bus pun bergerak menuju kota Padang dan tepat pukul 21.30 delegasi tiba di Kota Padang.


Tabel Rincian Pengeluaran Delegasi.
JENIS PENGELUARAN
JUMLAH
TOTAL (11org)
Ongkos pergi & pulang
@ Rp 350.000
Rp 3.850.000
Tambahan Biaya Makan di setor kepanitia

@ Rp 100.000

Rp 1.100.000
Sumbangan Kpd Kerabat Udayana ketika berkunjung ke Medan

@ Rp 50.000

Rp    550.000
Biaya makan di jalan saat keberangkatan
( 3 X makan )

@20.000 x 3

Rp    660.000
Biaya makan pulang saat di bus ( bersama 2 kerabat Udayana) menjadi 13 orng *makan 3 x



@20.000 x 3


Rp    780.000
                                                Total     :      Rp 6.940.000
Sumber Dana Delegasi :
1. Teken list                                                                        Rp 200.000
2.penjualan majalah folks 26 tapi panitia hanya membayar    Rp 150.000              +
                                                                                                Rp 350.000
Rp 6.940.000 – Rp 350.000 = Rp 6.640.000
( berasal dari 11 orang delegasi)
*biaya makan berdasarkan biaya yang di tentukan oleh RM, karena harga-harga disana sangat melonjak tinggi seperti pada saat berhenti di kota nopan.                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar