Minggu, 25 Desember 2011

SEMUANYA DEMI AKU

Mematung Sendiri didepan komputer yang di hiasi seribu angan dna membawa ku ke negri mimpi.. tiba-tiba lamunanku berhamburan entah kemana dikarekan dering handpone ku yang aku letakan disisi kanan meja tempat komputer.. "incoming call" sebuah nama tertulis di layar hp ku "sista Q".. setelah beberapa minggu terakhir ini tidak ada menelepon ku, dan meberi kabar, hanya sebuah pesan singkat yang aku terima ketika malam natal , dan itu hanya mengucapkan selamat natal..
ada apa ???????? tanya pun muncul dalan benak ku... knpa siang-siang begini kakak ku menelepon.... ?
akhirnya ku putuskan untuk menekan tombool hijau di handpone ku.. dan sebuah suara nyaring terdengar. "haloo", suara yang sudah sangat aku rindukan, setelah 1 tahun berpisah karena kakak ku memutuskan untuk pergi ke negeri orang untuk mengais rezeki demi memenuhi kebutuhan nya, aku dan juga kami. karena dia merasa negeri kami yang begitu kaya, indah ini tidak bisa memberi dia apa-apa.. 
"marry christmast ya dek " suara lembut itu kembali menggema, dan ku coba jawab "marry christmast too ka" tanpa ku sadara titik air mata sudah jatuh di pipi ku , entah apa yang membaut hal itu, entah apa yang aku fikirkan ketika aku membalas ucapan itu hingga aku bisa meniikan air mata.. 
mulai aku buka pembicaraan .... "bla bla bla" dan berbagi tawa dan membuat keheningan itu menjadi semarak bak di pasar malam.. hingga kami menuju sebuah pembicaraan yang sebernya membuat aku pilu, walapun cara ku membawanya dalam tawa, setiap aku membicarakan hal ini bersama dia batin ku seakan tak sanggup, seperti nya aku ingin kabur, menyerah dan mematikan telepon ini. lagi-lagi masalah usia kaka ku yang sudah seharusnya menginjak usia rumah tangga dan seharusnya sudah layak menjadi seorang ibu tapi hal itu mash sangat jauh di pikirkannya, yang ada di benak dia bagaimana membuat aku, malaikat kami ( mama ) itu bahagia dan bisa senang dalam kemegahan tanpa pernah dia fikrikan bagaimana dirinya..
tidak kah dia tahu, bahwa yang aku inginkan adalah kakak ku ini membina sebuah rumah tangga bersama orang yang dia cintai ? tidak kah dia tahu, hal yang paling ku impikan adalah melihat kakak ku duduk manis di sebauh pelaminan dengan hiasana make-up yang memukau yang membuat dia bak seorang bidadari...? tapi kenapa kami tidak satu persepsi ?
mengapa aku memikirkannya dan dia memikirkan ku ? inikah namanya hukum keluarga ?...
semua gara-gara aku... di usianya yang sudah senja, tapi belum jga dia memutuskan untuk menikah, meskipun sudah ada beberapa laki-laki yang mengajak dia membina keluarga, tapi jawaban yang dilontarkannya hanya itu saja yaiut "aku ingin buat adik dan mamaku senang dan bahagia baru aku menikah"..
ohh Tuhan, bukan kah kebahagian terbesar ku itu melihat kakak ku yang paling aku cintai duduk di pelaminan ? 
bagaimana aku bisa membalas semua ini ? orang yang memberiku kelimpahan tanpa pernah dia fikirkan dirinya penuh kekurangan, tanpa pernah dia fikirkan cemooh orang tentang dia, hanya karena aku...
i love u sista :* :'(

Kamis, 15 Desember 2011

TERINDAH

sudah ku alami perih karena kehilangan
sudah ku reguk kecewa karena ditinggalkan
sudah ku didera luka karena dikhianati

semuanya belum seberapa

hanya satu derita yang paling menyiksa
"JATUH CINTA"
tapi tak bisa memiliki

hanya dengan ini membuat ku nyaman
hanya dengan keadaaan ini aku bisa merasakan cinta
kenapa semuanya memiliki batas dan tembok yang kuat

bukan kah cinta ada pada siapa saja ??
bukan kah cinta tak pernah memadang apapun ?
dimana hak itu ?
apakah cinta ku ini tak ada nilai ?
taukah betapa sakitnya aku, ketika aku memilih cinta ini ?

Senin, 28 November 2011

Harus Menjadi heteroseksual ?

Orientasi seksual bukan barang yang ada dipajang di grosir, mall bahkan di toko². Yang bisa kita pilih sesuka kita. Orientasi seskual merupakan suatu given yang diberikan ketika kita datang dan dilahirkan kedua ini. Dan yang harus kita aplikasikandan nikmati. Berbicara masalah given, berarti sesuatu yang tidak harus kita rubah, tetapi kita syukuri.
Orientasi seksual yang terbagi pada dasarnya menjadi 3 yaitu heteroseksual ( berlawan jenis), homoseksual ( sejenis) dan biseksual ( sejenis dan berlawan jenis). Secara umum dan mayoritas penyandang heterosksual menduduki tempat tertinggi dari pada homoseksual. Disini saya hanya bebricara mengenai 2 hal saja yaitu heteroseksual dan homoseksual, karena hal ini yang paling sering menjadi isu ketidakadilan.
Seperti yang saya jelaskan diatas, akibat mayoritas heteroseksual itu maka secara otomatis homoseksual merupakan kaum minoritas yang didoktrin aneh dan juga tidak layak mendapatkan pengakuan. Pada hal secara harfiah kedua hal ini  seharusnya memiliki kedudukan yang seatara karena keduanya dilabelkan dengan nama “ORIENTASI SEKSUAL”.kembali lagi ke factor mayoritas dan minoritas. Para penyandang mayoritas selalu mendapat kedudukan yang lebih tinggi dan pengakuan yang lebih absah, karena dari segi nominal mereka jelas lebih memiliki power sehingga mereka mersa menjadi lebih hebat, benar dan lebih special. Sehingga alat dan label mayoritas itu mereka gunakan untuk mengalhakn kaum-kaum minoritas yaitu homoseksual dan mereka mulai member doktrin-doktrin aneh, jelek bahkan pelecehan terhadap kaum homoskesual yang sebenarnya merupakan teman sejawat dan se kedudukan dalam dimensi orientasi seksual.
Kaum minoritas ini akhirnya menjadi manusia-manusia penakut bahkan tersembunyi dan tidak berani berekspresi didepan umum . bahkan hak-hak dasar mereka sebagai warga Negara mulai di kecam dan bahkan tidak dianggap. Bahkan segala bentuk pemikiran mereka dianggap salah dan tidak bisa dipercaya. Dan yang lebih mengerikan, terkadang keluarga sendiri bahkan mulai menjauhi mereka, tidak ada ruang abgi mereka-mereka merekspersi dengan segala bentuk teori dan keahlian yang mereka miliki.

Pertanyaan besar adalah, haruskan homoseksual menjadi heteroseksual untuk bisa diakui dan masuk ke ruang dimensi yang dianggap sah dan di terima. Harus kan minoritas menjadi mayoritas. Bukankah seharusnya mayoritas merangkul kamu minoritas bukan malah melakukan diskrimintatif. Dan kembali keawal, bahwa orientasi seksual adalah given. Haruskan kita merubah dan menapik pemberian ?

Sabtu, 26 November 2011

ORIENTASI SEKSUAL MENJADI PERDEBATAN ?



                Berbicara orientasi seksual mungkin secara umum orang akan beranggapan bahwa sebatas ketertarikan terhadap sesame jenis. Sedangkan bentuk lain merupakan suatu keanehan yang harus di hindari bahkan tidak boleh ada. Sehingga segala orientasi seksualyang di luar orientasi ketertarikan kepada lain jenis harus perlu dibasmi dan di perdebatkan.
            Orientasi seksual adalah adalah pola ketertarikan seksual emosional, romantis, dan/atau seksual terhadap laki-laki, perempuan, keduanya, tak satupun, atau jenis kelamin lain. American Psychological Association menyebutkan bahwa istilah ini juga merujuk pada perasaan seseorang terhadap "identitas pribadi dan sosial berdasarkan ketertarikan itu, perilaku pengungkapannya, dan keanggotaan pada komunitas yang sama. Orientasi seksual biasanya dikelompokkan menurut gender atau jenis kelamin yang dianggap menarik oleh seseorang, yaitu heteroseksual, homoseksual, dan biseksual. Di antara heteroseksual eksklusif dan homoseksual eksklusif terdapat kelompok-kelompok orientasi seksual antara, termasuk berbagai bentuk biseksualitas. Pembagian ini kadang dianggap tidak pula mencukupi karena ada kelompok orang yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai aseksual. Para seksolog pun menganggap skala linear antara heteroseksual dan homoseksual ini merupakan penyederhanaan yang berlebihan terhadap konsep identitas seksual yang lebih luas.
            Di Indonesia (masyarakat awam) menyatakan bahwa homoseksual dan biseksual dianggap merupakan suatu penyimpangan atau pun penyakit. Pada hal secara tegas pada 17 mei 1975 badan kesehatan dunia yang di bawah naungan PBB yaitu WHO jelas menyatkan bahwa homoseksual bukanlah sebuah bentuk gangguan jiwa tetapi suatu bentuk keberagaman orientasi seksual. Peryataan ini lebih dipertegas lagi dalam pedoman penggolangan diagnose gangguan jiwa pada tahun 1993 oelh departemen kesehatan republik Indonesia.
            Keberagaman orientasi seksual ini seolah menjadi perdebatan yang seharusnya tidka perlu diperdebatkan. Kerena orientasi seksual merupakan suatu keberagaman yang memang ada, bukan karna dibentuk dengan sengaja.


Kamis, 17 November 2011

DAMPAK EKSISTENSI BHINEKA TUNGGAL IKA TERHADAP KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA


Mungkin jika di Tanya sekarang secara personal “apakah itu bhineka tunggal ika?” pasti bias di pastikan kita mengetahuinya dan dengan cepat akan menjawab “itu kan semboyang Negara kita, berbeda-beda tetapi tetap satu”. Sekilas istilah itu hanya menunjukan adanya  suatu tujuan Negara menjadikan masyarkat yang menyatu, tetapi telah terinterpretasi suatu sikap politik yang sangat tegas untuk mencapai persatuan yang tidak bias di tawar-tawar.
Sikap yang tidak bisa digugat ini pun sangat berdampak terhadap keberadaan kebudayaan yang ada diindonesia yang kita ketahui begitu beragam, keberagaman budaya itu tidak mendaptakan kedudukan yang layak lagi dan tidak mendapatkan jatah berekspresi yang berujung dengan lahirnya sikap-sikap pembangkangan terhadap Negara seperti parasitisme,konflik social, konflik antar suku dan juga terror.
Kesalahan pengelolaan keberagaman budaya dengan indicator bhineka tunggal ika telah menetaskan dampak-dampak buruk. Beragamannya kebudayaan, suku bangsa, agama dll yang ada di Indonesia merupakan suatu bukti kongkrit bahwa Indonesia Negara yang plural. Gerakan pemersatu perbedaan ini kedalam satu wadah kebersamaan telah menjadi suatu bentuk penghambat pengekspresian budaya dalam berbagai bentuk. Contoh yang paling jelas adalah lepasnya timor leste dari Indonesia merupakan suatu bentuk gagalnya cita-cita pemersatuan ini, belum lagi aceh, dan papua yang sampai saat ini masih terus berjuang  menggapai kemerdekaan nya dan kita lihat kembali Ambon daerah konflik merupakan contoh yang sangat jelas bagaimana kebudyaan yang salah urus ini.
Keberagaman etnis yang jumlahnya cukup besar da tersebar di wilayah geografis Indonesia menjadi gambaran tentang kompleksitas kebudayaan yang ada di Indonesia dan yang mengakibatkan sulitnya terjalin komunikasi. Perbedaan itu menunjukan cara pandang yang berbeda dan perlakuan system nilai yang berbeda adanya juga perbedaan tingkah laku social, ekomoni dan politik satu dengan yang lain. Akibat adanya semboyang pemersatu ini lah semua perbedaan itu dikesampingkan karena dinilai menjadi factor penghambat integrasi dan juga menghambat pembangunan yang menjadi satu-satunya ideology yang sahih pada waktu zaman orde baru.
Penataan keberagaman etnis ini juga terdapat kecenderungan yang sangat vatal yaitu pada konsep mayoritas dan minoritas. Etnis-etnis mayoritas mendapat pengakuan dan kedudukan yang layak dalam berbagia bentuk, sementara etnis minoritas yang tidak memiliki eksistensi mengalami marginalisasi. Orang jawa telah mendapatkan privelense pemerintahan dalam program trasmigrasi demikian juga orang Madura mendapat privelense di Kalimantan. Sedangkan suku-suku minoritas di daerah di anggap terbelakang dan harus di indonesiakan (suparlan). Suku-suku yang tersebar di berbagai tempat yang dianggap masih terasing (kubu,badui dll) telah menjadi berbeda dan mendapat perubahan gaya hidup dna hilangnya sifat dan karakter dasar dari etnis tersebut akibat adanya proses pemersatuan dan pengembangan suku-suku itu.

Pemakasaan penggunaan bahasa persatuan (bahasa melayu) merupakan bukti jelas juga yang mengakibatkan lebih dari 512 bahasa local mengalami nasib yang sangat memprihatinkan dan mengalami kemunduran karena dianggap adanya perbedaan logika berfikir akibat bahasa local itu. Pada hal jika di tinjau secara antropologis bahasa bukan lah hanya sebagai alat komunikasi belaka, tetapi baahsa menyimpan makna yang dan tata kelakuan yang beragam dan berbeda. Bahasa yang kaya dengan eksperi budaya akhirnya mengalami kemunduran daalam jumlah penuturnya karena pengaruh bahasa persatuan yang begitu kuat mendominasi sehingga mempersempit ruang penggunaan bahasa local. Kebijakan penggunaan bahasa persatuan ini menafikan adanya keberdaan bahasa local yang masih fungisional dan bias menjadi alat komunikasi dalam pembangunan.
Penataan keberagaman budaya juga terlihat jelas dari segi religious di Indonesia, kesalahan terbesar pemerintah adalah pengakuan terhadap 6 agama  yang diakui di Indonesia yang berdampak telah membunuh agama-agama local dan agama asli etnis inodesia dan berakibat punahnya agama-agama local itu satu demi satu. Contoh dekat adalah agama parmalim, pelbegu,kaharingan dll yang tidak bias berekspresi akibat adanya proses dan pemaksaan pluralitas.
Proses penyatuan dan penyeragaman kebudayaan di Indonesia kemudia berimplikasi pada lahirnya pola hubungan social dan nilai-nilai baru dalam masyarakat yang menjadi dasar dari lahirnya berbagai persoalan social. Kebhinekatunggalikaan telah melahirkan suatu politik budaya yang represif yang melahirkan berbagai bentuk resistensi dan konflik yang laten. Persoalan itu muncul akibat penataan ruang politik dan pengolaan budaya yang salah dan bersifat majemuk.
Proses nasionalisme  menyebabkan terjadinya pengabaian terhadap keberagaman budaya di indosia yang tersebar di berbagia tempat yang begitu kaya dan banyak mengandung kearifan local. Terjadinya konflik diberbagia tempat sebenarnya merupakan bukti nyata kegagalan pemerintah dalam menemukan kebudayan nasional, jika pemahaman tentang keberagaman ini tidka bias dipahami secara baik maka bias di pastikan system pemerintahan akan selalu gagal.
Pengingkaran status kebudayaan yang baragam yang dilakukan oleh pemerintah melahirkan berbagai persoalan yang malah semakin menjauhkan masyrakat dari kebhinekatunggalikaan itu sendiri. Kebudayaan yang tidka mendapat pengakuan  akibat adanya ideologi pembangunan yang mementingkan kehomogenitasan dianggap baik dan mendorong berjalannya pembangunan secara teratur, tetapi itu tidk lah terjadi, bahkan sebaliknya  itu menjadi beban bagi pembangunan karena mengakibatkan terganggunya stabiitas politik karena berbagai konflik yang terjadi.
Dari pemaparan diatas proses penciptaan masyarakat dan system social yang “Bhineka Tunggal Ika” itu megalami banyak halangan karena konsep “satu” atau kesatuan dalam bhineka tunggal ika yang merujuk pada salah satu konsep yang tidak terdefenisikan secara jelas karena istilah itu lebih mendefeniskan politk yang berasa tunggal : bahasa yang satu dan orientasi nilai yang satu dan tentu saja tunduk pada satu pusat. Proses politik ini telah mengalami kegagalam karena pendefinisian secara substansial tentang makna kesatuan itu mendapat basis ekspresinya dan tidak terkomunikasi dengan baik.

Selasa, 25 Oktober 2011

LAPORAN PRASERASEHAN KE X (PADANG)


LAPORAN  KEGIATAN ACARA PRaSERASEHAN JKAI KE X
DI KOTA SAWAHLUNTO-SUMATERA BARAT
UNIVERSITAS ANDALAS
MINGGU 2 OKTOBER 2011
Acara Pra-Serasehan ke X ini tidak dilangsungkan di universitas andalas, panitia ( Universitas Andalas) merujuk tempat di kota wisata di sumatera barat yaitu Sawahlunto.ketika delegasi sampai di universitas andalas dan dipersilahkan mandi sejenak dan membuang lelah setelah itu ada 2 bus universitas andalas telah menunggu dihalaman FISIP UNAND pada saat itu jam menunjukan pukul 15.20 Perjalan dari padang ke sawahlunto memakan waktu ±3 jam, tetapi karena pada saat itu ada perbaikan infrastruktur padang-sawahlunto maka perjalanan pun memakan waktu 4-5 jam.
Ketika sampai di Kota Sawahlunto waktu telah menunjukan pukul 19.10 WIb, gemerlap lampu-lampu kota menyambut kedatangan kami,infrastruktur sawahlunyo yang tertata rapi dan sedemikan rupa membuat kekaguman tersendiri dalam benak kami, bus terus meluncur kearah utara dan hingga merayap kejalan kecil dan menanjak dna akhirnya meninggalkan keindahan kota sawahlunto yang terang menderang, hingga tiba di sebuah mess yang lebih menyerupai asrama dan sebuah tulisan  yang melekat di sebuah tugu batu panjang yang bertuliskan “ Sarana Kegiatan Belajar” Kota sawahlunto. Di tempat ini lah kegiaatan acara Pra-Serasehan kali ini berlangsung, tempat ini merupakan sebuah lokasi tempat kegiatan belajar para siswa-siswi sekolah yang ada di swahlunto,tempat ini juga di lengkapi dengan ruang kantor,ruang belajar, ruang makan, ruang istirahat atau tidur (kamar), lapangan bola basket dan yang terakhir ada Aula pertemuan. Tetapi selama kegiatan pra-serasehan ruangan yang kami gunakan hanya ada 4 ruangan yaitu ruang makan, aula, kamar dan ruang panitia.
Saat tiba disana panitia langsung menuntun delegasi untuk memilih ruangan/kamar masing-masing, kamar untuk delegasi terrbagi menjadi 2 asrama yaitu asrama putrid untuk delegasi putrid yang diberi nama asrama Flamboyan dan asrama putra untuk delegasi laki-laki dengan nama asrama Angrek. Tiap asrama memiliki 6 kamar dan tiap kamar memiliki 3 tempat tidur dengan model bertingkat sehingga 1 kamar asrama di huni oleh 6 delegasi. Delegasi USU putri (Berty,Harni,Dea,Amy,Putri,Dina,Maria) memilih kamar pertama, sedangkan Delegasi USU yang putra (Batara,Deni,Omri,Dika) memilih kamar no 2, tentunya di asrama berbeda. Kedua asrama berbentuk huruf “L” dan tepat di sudut siku-siku 90º ada ruangan makan.
Tepat pukul 20.30 setelah delegasi mengemas barang masing-masing dan juga telah selesai mandi panitia mengundang para delegasi menuju ruang makan untuk makan malam pada malam pertama delegasi di suguhkan makanan nasi bungkus yang berisi rending ayam. Di dalam ruang makan dengan ukuran kira-kira 3x5 m² terdapat 2 meja, 1 meja panjang kira-kira sepanjang ruangan makan tersebut dan 1 lagi setengah dari panjang meja pertama, kedua meja di lengkapi dengan kursi plastic dengan susunan berhadap-hadapan dengan jarak antar kursi kira-kira 20 cm.
Makan malam pun berakhir dan jam telah menunjukan pukul 21.30, kemudian delegasi kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat, ada juga delegasi yang berkumpul di luar kamar untuk sekedar sharing, tertawa bersama antar kerabat seluruh Indonesia.
Sebelum tidur panitia mendatangi kamar demi kamar untuk melakukan pengambilan photo dengan berbagai gaya dan aksi untuk di jadikan badge name yang akan di pakai oleh seluruh delegasi dari hari pertama hingga hari terakhir acara dan adegan itupun berakhir para delegasi pun di persilahkan untuk tidur

SENIN, 03 OKTOBER 2011
Mentari belum menampakkan wajah, dingin juga masih menusuk dalam setiap pori-pori kulit para delegasi, tetapi pintu demi pintu sudah di ketuk oleh panitia praserasehan untuk mengambil kembali photo-photo badge name delegasi yang tadi malam belum terambil semua dan sekalian panitia mengumandangkan kepada setiap penghuni kamar untuk mandi dan segera sarapan karena hari ini akan dimulai kegiatan pertama yaitu “SEMINAR SEHARI DI KOTA SWAHLUNTO”.
Tepat pukul 07.00 seluruh delegasi telah berkumpul di ruang makan untuk menyantap sarapan pagi dengan hidangan ada 2 jenis makanan yaitu bubur kacang merah dan lontong, semua delegasi usu pada pagi ini memilih sarapan bubur, mungkin karena bubur nya terlihat lebih menarik dari pada lontong.
Pukul 08.20 WIB dua bus universitas andalas sudah standbay didepan SKB untuk menghantar semua delegasi beserta panitia ke Gedung Kebudayaan Sawahlunto. Pukul 08.50 seluruh peserta seminar telah sampai di kota kota sawahlunto, sebelum memasuki ruangan gedung kebudayaan seluruh delegasi di sambut dengan dentingan dan alunan alat musik khas sumatera barat yang di bawakan oleh mahasiswa dari fakultas sastra universitas andalas, hingga menuju gedung kebudayann dan seluruh delagasi di persilahkan memasuki ruangan seminar sembari menandatangi daftar hadir dan pemberian naskah seminar oleh panitia.
Pukul 09.00 WIB Pembukaan acara seminar pun di mulai dengan penyambutan tarian khas sumatera barat oleh mahasiswi antropologi andalas diikuti oleh pemberian cendarmata oleh walikota sawahlunto kepada tiap-tiap delegasi dan delegasi dari usu di wakilkan oleh berty manurung. seminar sehari kali ini di bagi menjadi 2 bagian yang pertama seminar yang di bawakan langsung oleh Walikota sawahlunto dengan topic “Strategi Pengembangan Parawisata Sawahlunto Dalam Dinamika Otonomi Daerah”,pada sesi ini walikota menyampaiakn bagaiaman strategi dna kinerja pemerintahan sawahlunto menyulap kota hantu menjadi kota parawisata terkemuka di sumatera barat, sesi ini berlangsung dari pukul 10.00-12.30 WIB.
Pukul 12.30 hingga 13.30 seluruh peserta seminar di ajak untuk istirahat, makan dan juga sholat bagi kerabat yang beragama muslim. Makan siang dengan nuansa “take self” ini di iringi dengan persembahan perttunjukan alat musik tradisional sumatera barat oleh mahasiswa fak.sastra univ.andalas.
Pukul 13.30-15.30 acara seminar sesi kedua di lanjutkan kembali, kali ini di bawakan langsung oleh 4 orang pembicara dengan topic yang berbeda.
1.      Strategi Lokal Melawan Budaya Global oleh Prof.Dr.Nursyirwan Efendi ( Guru Besar Antropologi Universitas Andalas)
2.      Strategi Pengembangan Parawisata Sumatera Barat oleh Drs. Burhasman.MM ( Kepala Dinas Budaya dan Parawisata Provinsi Sumatera Barat )
3.      Pengaruh Dan Peran Adat Minangkabau Dalam Pengembangan Parawisata Di Era Otonomi Daerah oleh H.Epi Radisman,DT.Paduko Alam,SH ( Ketua III LKAAM Sumatera Barat).
Tepat pukul 15.30 seminar sehari ini pun selesai dan di ikuti dengan istirahat sejenak oleh seluruh peserta dan selanjutnya seluruh delegasi usu di ajak oleh kerabat dari universitas andalas untuk berkeliling kota sawahlunto dengan berjalan kaki, dimulai dari situs pariwisata statsiun kereta api, selanjutnya ke pabrik batu batu bara yang sudah tidak berfungsi lagi. Acara kunjungan ini berlangsung ± 1,5 jam. Ketika jam telah menunjukan pukul 17.00 maka seluruh delegasi dna panitia kembali ke penginapan ( SKB ) dan tepat pukul 17.30 sampai di penginapan tersebut dan tiap-tiap delegasi di arahkan oleh panitia untuk mandi, sholat dan juga ada yang istirahat sejenak. Pukul 18.30 kembali delegasi di undang untuk makan malam bersama dan kegiatan ini pun berakhir pukul 19.00. setelah makan malam berakhir seluruh delegasi di undang ke aula untuk acara temu rama peserta, pada acara ini seluruh delegasi memperkenalkan diri masing-masing dan acara ini di akhiri dengan nyanyi bersama tepat pukul 21.00 seluruh delegasi memasuki kamar masing-masing untuk istirahat.
Malam itu terlihat sedikit sekali peserta yang berkeliaran di luar kamar, karena semua peserta tengah sibuk mempersiapkan makalah mereka masing-masing yang akan di presentasekan besok oleh setiap perwakilan delegasi. Tidak terkecuali delegasi dari usu yang tengah berembuk pada malam itu di kamar delegasi pria usu untuk mendiskusikan makalah yang akan di bawakan dan pada saat itu awalnya delegasi usu ingin mengangkat tema “pengembangan Pakpak barat dalam dinamika otonomi daerah” yang walaupun pada akhirnya tema itu dig anti karena kesepakatan seluruh delegasi usu karena kurang sesuai dengan tema praserasehan kali ini.



SELASA, 4 OKTOBER 2011
Seperti biasa pukul 06.00 panitia sudah menggedor pintu kamar demi kamar untuk memerintahkan supaya bergegas mandi dan juga sarapan, tetapi ada hal yang bertambah pada pagi ini, panitia tidak hanya memerintahkan hal itu tetapi juga meminta softcopy makalah masing-masing delegasi. Pagi ini delegasi usu masih sibuk membuat power point makalah karena judul yang kami angkat sebelumnya telah berganti menjadi “Strategi Pengembangan Parawisata Danau Toba Dalam Dinamika Otonomi Daerah”, karena menurut kami judul ini yang lebih berkenaan dengan tema praserasehan tahun ini. Panitia telah 2 kali bolak balik memasuki kamar putri delegasi usu untuk meminta softcopy tersebut hingga akhirnya kami mengatakan kepada panitia bahwa kami akan menyerahkan ketika nanti di aula.
Pukul 07.30 seluruh delegasi berbondong-bondong ke ruang makan utnuk sarapan pagi, seperti biasa , sepiring lontong hangat selalu menanti di pagi hari selama di penginapan.
Jam telah menunjukan pukul 08.30 dan ini tandanya seluruh delegasi harus wajib memasuki ruang aula untuk persiapan seminar presentase makalah masing-masing, dan tepat pukul 09.00 seminar pun dimulai yang di awali presentase dari universitas udayana bali seiring berjalannya waktu kegiatan dan juga serangkaian kegiatan istirahat sperti cooffe break ketika jam telah menunjukkan pukul 15.30 maka delegasi usu pun di panggil untuk mempresentasekan makalah, usu dipanggil setelah sebelumnya ada empat universitas yang sudah presentase. Perwakilan dari usu adalah Dea (sebagai moderator ), Dika ( sebagai pemakalah ), Berty ( Sebagai penjawab pertanyaan) dan yang terakhir Deny ( sebagai penjawab pertanyaan ). Disini delegasi usu mempresentasekan bagaimana strategi pembangunan pariwisata danau toba yang berada di bawah naungan 7 kabupaten.
Jam telah berputar menuju ke angka 4 dan seluruh peserta seminar di anjurkan untk kembali ke kamar untuk mandi dan juga istirahat sejenak dan tepat jam 17.00 seminar kembali di lanjutkan karena masih ada delegasi yang belum presentase hingga menuju makan malam tepat jam 20.00 seminar akhirnya selesai dan seluruh peserta kembali keruang makan utnuk makan malam bersama dan setelah itu kembali ke kamar untuk tidur dan ada juga yang berkumpul di luar untuk berbincang-bincang satu dengan yang lain.
RABU, 05 OKTOBER 2011
Rutinitas berulang kembali terjadi yaitu aktivitas menggedor kamar oleh panitia  untuk mengingatkan peserta mandi dan selanjutnya sarapan seluruh aktivitas ini berlangsung selama ± 2 Jam. Hari ini kegiatan selanjutnya tidak di laksanakan di penginapan karena hari ini adalah kegiatan penelitian lapangan yaitu penelitian di Desa Rantih Kec Talawi dan berada di kota sawahlunto. Penelitian kali ini berjudul pengamatan potensi wisata Desa Rantih dan juga harapan masyarakat Desa Rantih terhadap potensi wisata itu. Penelitian ini pun dibagi menjadi 4 kelompok, pembagian dilakukan oleh sekjen JKAI yaitu saudara Natan Tebai yang berketepatan pada saat itu satu-satunya delegasi dari universitas cendrawasih. Ada pun pembagian kelompok penelitian yang pertama meneleiti potensi wisata dari segi kuliner, yang kedua dari segi wisata alam, yang ketiga potensi budaya dan yang terakhir adalah kerajinan tangan & industri..yang ada di desa itu. Tiap kelompok terdiri dari 10-11 orang, Seluruh delegasi usu di pencar ke dalam tiap-tiap kelompok.

, bus univ.andalas telah standbay menunggu kami didepan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) tempat kami menginap. seakan bus itu melambai-lambaikan tangan nya tuk memanggil kami mengambil posisi di dalam tubuh sang bus itu, hingga kami pun merespon ajakan itu dengan berlari kecil.tepat pukul 08.00 WIB perjalanan pun dimulai, Tempat yang kami tuju pun akhirnya sampai, sebuah desa kecil yang masih sangat natural jika dipandang sekilas, aliran sungai yang menggoda tuk bermain air, sapaan bambu-bambu yang menghelakan angin sepoi-sepoi membuat kami merasa berada di sebuah lubuk ketenangan.
Saat turun dari bus ketika itu jam menunjukan pukul 09.00 WIB, peserta tidak di perbolehkan langsung melangkahkan kaki ke arah desa yang dibatasi sebuah jembatan itu, kami di perintahkan menunggu beberapa menit yang kami tidak tahu apa tujuannya. hingga akhirnya kami pun di ajak tuk berjalan beriring-iringan dan diluar dugaan kami telah di sambut di luar sana dengan bunyian alat-alat musik khas desa ini yaitu talempong yang sangat menggugah hati. informan-informan yang seharusnya kami hormati malah lebih menghormati kami dengan sambutan yang menurut kami sangat luar biasa, dan di penghujung jalan kami, sebuah tenda yang didirikan di tengah sawah bekas padi yang telah di panen pun menyambut kami dan disana para penetuah kampung, dosen dan kepala parawisata kota sawahlunto juga telah berdiri berjajar dan menjulurkan tangannya ke depan untuk menyambut kami dengan sebuah salaman selamat datang.
hal yang paling membuat kami kagum ketika di tengah-tengah tenda itu telah tersedia talam-talam besar yang berisi nasi, lauk dan juga buah yang di tenteng para ibu-ibu desa itu dan mereka disebut "bundo kanduang".
dengan antusiasnnya mereka mempersembahkan talam-talam yang berisi santapan lezat itu ketengah-tengah kami Sebelum melahap makanan ini, kepala ada acara yang kami lewati yang pertama penyampaian maksud dan tujuan kami datang kedesa ini oleh sekjen JKAI kaka natan tebai dari univ.cendrawasih papua, selanjutnya kata sambutan dari kepala desa yang menjelaskan sekilas tentang kampung ini dan menjelaskan arti talam-talam ini, menurut kepala desa yang mengawakili warga dan para bundo kanduang di desa ini, talam-talam yang berisi nasi, lauk, sayur dan buah ini merupakan suatu tradisi penyambutan tamu, upacar adata dan juga pesta kota yang mereka sebut dengan nama "DULANG" dan makan bersama itu mereka sebut dengan "MAKAN BEJAMBAH"
pukul 12.00 WIB makan bejambah pun di mulai, tidak terlepas rasa lapar yang menghantui kami pun langsung melahap makanan dalam talam-talam besar itu, awalnya kami menduga bahwa isinya sama ternyata tidak, talam satu dengan yang lain bervariasi yang sama hanya lah nasi putihnya dan beberapa buahnya, ketika kami menayakan arti perbedaan dalam penjamuan itu, salah seorang bundo kanduang pun berkata "itu adalah kesepakatan, disini mereka mengkreasiakan dan memamerkan makanan khas desa ini yang begitu banyak, jadi mereka berembuk terlebih dahulu apa yang akan di persembahakan tiap-tiap orang", setelah rasa kenyang menerpa , selanjutnya ada yang pergi sholat dan ada juga yang tinggal di tenda untuk beristirahat.
Penelitian pun dimulai ketika jam telah menunjukan pukul 13.30, penelitian ini di berikan waktu selama 3 jam dan setiap kelompok yang telah di bagi tadi di berikan 3 orang guide yang di ambil dari pemuda desa tersebut, penelitian pun berlangsung dan semua peserta melakukan aktivitas penelitian sesuai judul penelitian masing-masing.
Tepat pukul 16.00 WIB semua peserta penelitian kembali ke tenda dengan membawa hasil penelitian masing-masing kelompok dan saat di tenda semua peserta di persilahkan istirahat dan juga aktivitas lain sementara panitia mempersiapkan lampu di tenda dan juga perlengkapan lain untuk pemutaran film documenter desa rantih.
Pukul 18.30 kembali lagi masyarakat Rantih menjamu para peserta untuk makan malam sembari menonton film documenter desa rantih dan juga film lain hingga pukul 21.00 acara ini berakhir yang di akhiri dengan acara poto bersama masyrakat rantih dan tidak lupa juga panitia membangun sebuah tugu kenang-kenangan dari JKAI di desa rantih tersebut. Pukul 22.15 delegasi dan peserta sampai di penginapan untuk beristirahat.
KAMIS,06 OKTOBER 2011
Hari ini adalah ahri terakhir di sawahlunto karena besok akan segera kembali ke padang bahkan ada sebagian delegasi yang langsung kembali kedaerah nya masing-masing. Seperti biasa jam 06.00- 08.00 adalah kegiatan Mandi, dan juga sarapan, setelah itu kegiatan pertama hari ini adalah persiapan rapat kerja JKAI yaitu pada jam 08.00-09.00 selama persiapan rapat JKAI, seluruh delegasi berada di aula untuk menyusun hasil penelitian masing-masing kelompok yang di rangkum menjadi 1 hasil penelitian untuk tiap kelompok yang nantinya di presentasekan dan di serahkan kepada sekejen JKAI dan nantinya hasil itu di serahkan kepada Wakil Walikota Sawahlunto untuk pengembangan parawisata desa rantih tersebut.
Jam 09.00 WIB rapat kerja JKAI pun di mulai hal yang di bahas disini adalah yang pertama penentuan tempat serasehan ke IX yang kemudian universitas padjadjaran terpilih menjadi tuan rumah serasehan ke IX, selanjutnya adalah pelaporan hasil kinerja tiap-tiap divisi wilayah kepada sekjen JKAI dan yang terakhir adalah himbauan kepada seluruh delegasi untuk ikut serta dalam pembuatan jurnal antropologi se-indonesia, dengan cara pengiriman tulisan-tulisan mahasiswa antropologi di setiap universitas kepada pengelolah jurnal yang di berikan tanggung jawab kepada delegasi dari universitas gajah mada Jogjakarta. Rapat di akhiri tepat pukul 12.30 WIB karena waktunya untuk istirahat dan sholat dan juga makan, setelah itu jam 14.00 WIB rapat kembali di lanjutkan tetapi tidak secara formal karena ini hanya mengisi waktu kosong saja dengan berbincang-bincang dan juga acara games sederhana.
Ketika tepat pukul 17.30 WIB seluruh delegasi dipersilahkan untuk mempersiapkan pakaian karena panitia akan mengajak seluruh delegasi ke water boom sawahlunto yang merupakan salah satu tempat kunjungan wisatawan ketika berada di sawahlunto. Jam 18.00 WIB delegasi sampai di waterboom, sesampai disana seluruh delegasi berekspresi. Ada yang mandi, photo-photo dan sebagainya, setelah selesai mandi seluruh delegasi di perintahkan untuk bersiap-siap menuju kediaman Wakil Walikota Sawahlunto untuk menghadiri makan makan bersama beliau. Jam 20.00 seluruh delegasi sampai di kediaman Wakil Walikota dan di halaman telah tersedia meja dan juga kursi yang tertata rapi untuk menyambut delegasi, acara makan malam di awali dengan hiburan dari seorang biduan dilanjut dengan sambutan dari Wakil Walikota dan juga Sekjen JKAI diikuti oleh Dosen Antropologi Universitas Andalas dan juga hiburan dari beberapa delegasi dan selanjutnya pemberian cendramata dari setiap delegasi,kepada penyelenggara praserasehan tahun ini.  tetapi pada malam itu delegasi USU tidak memberikan cenderamata apapun karena tidak adanya dana yang diperoleh delegasi dari Jurusan Antropologi USU, bahkan keberangkatan semua delegasi hanya mengharapkan kocek masing-masing (dibawah akan kami lampirkan pengeluaran), dan kekeurangan dana delegasi di inisatifkan dengan penjualan majalah FOLKS hasil karya mahasiswa antropologi 2008. Rasa malu dan sedih sangat di rasakan oleh semua delegasi daru USU saat itu, bagaimana tidak melihat semua delegasi memberikan cenderamata, ketika dipanggil perwakilan dari USU hanya bisa memberikan sisa majalah folks sebanyak 24 buah dan yang lebih mirisnya, delegasi USU mendapat cenderamata yang lebih bisa di kategorikan berkesan  sedangkan USU hanya bisa memberikan majalah sisa yang tidak habis terjual. Wajar saja, semua delegasi itu bisa memberkan cendramata karena seperti informasi yang kami terima bahwa delegasi seperti Universitas Airlangga, Universitas Padjadjaran, Universitas Indonesia dan yang lain mendapat cucuran dana dari jurusan mereka di universitas yang mereka duduki, sedangkan dari USU, sepeser pun kami tidak mendapatkan apa-apa, pada hal bisa di katakanan ini bukan keperluan 11 delegasi semata tetapi ini juga keperluan dan kebutuhan pengembangan Atropologi USU itu sendiri. keyang di akhiri dengan bernyanyi dan photo bersama. Pukul 21.00 delegasi kembali ke penginapan untuk acara selanjutnya yaitu acara terakhir dari panitia yaitu malam kekerabatan. Acara puncak ini dimulai pukul 21.30 yang di buka dengan penyampaian ucapan terimaksih dari tiap-tiap delegasi dan selanjutnya persembahan sebuah tarian totem dari mahasiswa universitas andalas dan kemudian tarian dari mahasiswa universitas airlangga Surabaya dan selanjutnya acara bernyanyi bersama mengelilingi api unggun  dan berlangsung hingga pukul 03.00 dini hari yang akhirnya semua peserta beranjak ke kamar masing-masing untuk beristirahat.

JUMAT, 07 OKTOBER 2011
Hari ini semua peserta dan juga panitia terlambat bangun pagi karena sebagian tidur terlalu larut. Pagi ini aktivitas semuanya sudah bebas dan semua delegasi sudah bersiap-siap mengumpulkan pakaian masing-masing, karena hari ini semua peserta juga panitia akan meninggalkan sawahlunto. Sembari menunggu bus datang menjemput seluruh delegasi mengambil kesempatan untuk photo bersama, saling tukar almamater, nomor handpone dan sebagainya.
Pukul 12.00 bus pun telah bersedia untuk menghantar pulang apanitia ke universitas andalas-padang . tetapi kali ini panitia terlebih dahulu pulang sedangkan delegasi tidka langsung meluncur ke padang tetapi berhenti di tanah datar untuk melihat-lihat objek wisata disana. Seperti kata pepatah sekali mendayung dapat dua pulau. Jadi semabri pulang ke padang bus berhenti di Kec.Tanah Datar untuk memperkenalkan objek wisata di kota ini. Di kota Tanah Datar objek wisata lebih berbasis situs sejarah dan kebudayaan. Seperti makam raja-raja, dan rumah minangkabau yang sedang proses pembanguanan dan kunjungan terakhir adalah kantor dinas kebudayaan dan pariwisata Tanah Datar dan disana seluruh delegasi mendengarkan ceramah dari walikota tanah datar dan juga kepala dinas kebudayaan tanah datar sembari di sajikan sebuah penganan makanan khas daerah itu .. semacam lemang yang terbuat dari beras merah, kegiatan ini di akhiri dengan photo bersama Walikota dan Kepala Dinas Kebudayaan Tanah Datar. Tepat pukul 18.30 bus pun bergerak menuju kota Padang dan tepat pukul 21.30 delegasi tiba di Kota Padang.


Tabel Rincian Pengeluaran Delegasi.
JENIS PENGELUARAN
JUMLAH
TOTAL (11org)
Ongkos pergi & pulang
@ Rp 350.000
Rp 3.850.000
Tambahan Biaya Makan di setor kepanitia

@ Rp 100.000

Rp 1.100.000
Sumbangan Kpd Kerabat Udayana ketika berkunjung ke Medan

@ Rp 50.000

Rp    550.000
Biaya makan di jalan saat keberangkatan
( 3 X makan )

@20.000 x 3

Rp    660.000
Biaya makan pulang saat di bus ( bersama 2 kerabat Udayana) menjadi 13 orng *makan 3 x



@20.000 x 3


Rp    780.000
                                                Total     :      Rp 6.940.000
Sumber Dana Delegasi :
1. Teken list                                                                        Rp 200.000
2.penjualan majalah folks 26 tapi panitia hanya membayar    Rp 150.000              +
                                                                                                Rp 350.000
Rp 6.940.000 – Rp 350.000 = Rp 6.640.000
( berasal dari 11 orang delegasi)
*biaya makan berdasarkan biaya yang di tentukan oleh RM, karena harga-harga disana sangat melonjak tinggi seperti pada saat berhenti di kota nopan.