Sabtu, 24 September 2011

INAGURASI &KEKERASAN

kedua kata ini mungkin merupakan hal yang tidak bisa di pisahkan lagi dalam konteks dunia kampus, bagaimana tidak dengan menunjung tinggi warisan budaya yang diturunkan oleh para senior-senior sebelumnya yang merasa hebat hingga menganggap bahwa mahsiswa baru atau calon juniornya adalah orang-orang yang lemah dan perlu di didik secara fisik, ntah atas dasar apa harus dengan kekerasan, kenapa tidak dalam bentuk kreativitas atau hal-hal postifif yang memicu embrio pemikiran mahasiswa baru menjadi seorang mahasiswa yang penuh kreatifitas. faktor budaya tadi lah yang menciptakan budaya baru dalam dunia perkampusan pada masa-msa penerimaan mahasiswa baru yaitu budaya balas dendam. dengan di suguhkannya bentuk-bentuk tindak kekerasan kepada para junior pada masa ortintasi penerimaan atau pengukuhan mahasiswa baru yang kerap di kenal dengan inagurasi, maka akan menanamkan nilai balas dendam kepada senior yang akan kembali di suguhkan junior yang akan datang.. entah sampai kapan tradisi ini berakhir, entah sampai kapan ini berhenti dan ntah siapa yang akan memulainya untuk berhenti.
miris menyaksikan mahasiswa baru terkena kecaman, pukulan bahkan juga siksaan yang terkadang telah melewati batas prikemanusiaan dan sebenarnya tidak bisa ditoleransi, bukan kah mereka-mereka telah tersiska sebelumnya untuk mendapatkan kursi di perguruan tinggi itu, apalagi di perguruan tinggi negeri, mereka telah mengorbankan banyak hal dari pikiran, tenaga, bahkan materi hanya untuk mengecap dunia pendidikan di perguruan tinggi. tapi mengaka mereka malah dihadiahkan dengan ketersiksaan fisik dan mental ketika mereka telah berhasil menggapai mimpi-mimpi indah mereka.. kenapa ? dan yang lebih tidak bisa terfikirkan adalaah, sebelum acara inagurasi ini adalah, begitu manisnya ajakan para senioran untuk mengajak para mahasiswa lugu dan polos itu hingga meng Ya kan ajakan itu, dengan janji-janji manis, bahkan tidak kala juga dengan ancaman seperti tidak di anggap di fakultas itu, tidak di anggap senior bahkan seringkali di berikan sebuah ancaman tidka bisa wisuda, manipulasi itu lah yang dimanfaat kan oleh mereka-mereka yang sudha tidka sabar untuk beratraksi adegan kekerasan itu.. apa mungkin pihak rektorat atau universitas mengumandangkan peraturan konyol itu ? saya fikir tidak.. tapi apapun alasan nya itu , tetap saja para santapan lezat senior itu mengikuti karena ketakutan yang begitu besar dan juga kebutaan terhadap dunia kampus....
saya fikir sah-sah saja acara ini diadakan kareana ada untungnya, yang pertama mempererat hubungan antar angkatan dan juga kepada dosen terutama kepada senior, tapi bukan diwarnai dengan tindak kekerasan fisik seperti itu... apakah dengan menjadi teman atau saudara harus menjadi seorang musuh dulu ? ritual atau budaya kampus yang satu ini bisa di laksanakan dengan bentuk yang lebih akademis dan juga mendidik yang juga akan meninggalkan kesan positif di hati para junior bukan malah kesan negatif.
kreativitas mahasiswa, sepertinya itu yang lebih tepat ditampilakn dalam ritual ini, misalnya games yang bisa menciptakan suatu eksistensi keakaraban antar mahasiswa baru dengan senior, makan atau duduk bersama berbaur dengan mahasiswa baru oleh senior, berdiskusi kepada senior seputar perkuliahan dan juga berdiskusi dengan para alumni tentang prospek kerja taaupun pengalaman setelah menjadi seorang sarjana.. dan hal postif lain.
denagan warna berbeda ini lah maka akan tercipta keakraban yang sesunguhnya diantar mahasiswa abru dengan para senior, sehingga tidak akan meninggalkan bekas balas dendam itu lagi.
untuk mewujudkan ini memang lah sudah agak sulit, karean budaya ini telah berakar dari masa ke masa, tapi sesulit apapun itu jika ada kesamaan persepsi dan kesepakatan antar senior, pasti terwujud. karena suatu kebudayaan yang sudha berakar bisa di musnahkan jika budaya itu tidak berdampak positive.
dimulai dari sekarang, diharapkan kepada senior yang akan menjadi panitia inagurasi tahun ini, menyatukan pemikiran dan bertekad tuk menghilangkan budaya itu, hilangkan rsa dendam dan amarah dihati para panitia, ketika mereeka menjadi korban inagurasi, maka dengan itu akan terwujud ritual kampus yang bermula dengan petaka akan menjadi pelita dan juga menjadi menyenangkan.
tapi jika di rujuk kembali, bukan hanya panitia yang harus menyatukan pikiran, tetapi alumni, senior tua juga para dosen harusnya memfokuskan perhatian juga akan hal ini, karena saat acara inagurasi itu, para senior tua dan alumni juga sering ikut mengambil peran dan membagikan pukulan-pukulan itu, yah atas dasar unsur balas dendam itu juga, karena mereka dulu juga mendapat perlakuan hal yang sama. 
sehingga hal yang utama sebenarnya diharapkan kelapang dada-an semua civitas akademis tuk menghilangkan budaya itu, agar kedepan tidak akan berkembang lagi.dan akan menghasilkan ekosistem mahasiswa-mahasiswa kreatif dengan nuansa kreativitas postitif..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar