Senin, 29 Oktober 2012

Cerita Di Balik Apel HIjau

Sudah hampir 1 tahun lebih, blog sederhana ku ini ku biarkan dalam kesendirian... semua itu karena kesibukan di luar maupun di dalam kampus.. 
Hari ini aku ingin bercerita, kisah hidupku ketika aku berusia 7 tahun, kisah ini aku tuliskan berawal ketika aq sedang memakan buah Apel hijau yang tadi aku beli ketika pulang Chek-Up dari  dokter.
Dokter menyarankan aku banyak makan buah, agar stamina tetap terjaga dan untuk menaikkan kadar Vitimin C. karena hasil diagnosa dokter kali ini aku kurang vitamin, di tambah lagi aku mengidap redupsi obat wajib ku yang menimbulkan efek samping pada bibir ku. kenapa ada obat wajib. mungkin aku ceritakan lain waktu sajalah... 

kembali lagi ke Apel Hijau tadi..
Sesampai di kost. aku ambil 1 apel hijau itu kemudian mencucinya. aku beranjak lagi ke kursi sambil memotong apel ini menjadi beberpa potongan kecil agar bisa masuk ke mulutku. potongan pertama masuk kedalam mulutku, rasa asam serta kecut menyelimuti rongga mulutku.setelah itu ku ambil lagi potongan selanjtunya. tapi tiba-tiba ada kenangan masa laluku yang menurutku sangat memilukan.. 
begini kisahnya....

Pagi hari kira-kira 13 Tahun yang lalu... kehidupan keluarga kami masih sangat begitu memilukan.. mama yang hanya seorang janda yang telah ditinggal oleh ayahku ketika usiaku genap berumur 2,5 tahun.. mama harus bekerja ke ladang orang untuk mengidupi kami ( kaka , aku dan adikku ). tapi pagi itu berbeda, mama tidak bangun cepat pagi itu seperti hal nya yang dilakukannya setiap hari.. malah kami yang duluan beranjak dari tempat tidur kemudian membangunkannya,..
"Maa.... mama gak kerja" seruku sembari membuka kelambu yang menaungi tempat tidur lusuh itu..
"gak.. mama hari ini mau ke kota, ada ikut acara dari gereja" cetus mama yang masih saja tidak membuka matanya..

Akhirnya kira-kira jam 10 pagi, mamapun sudah siap-siap mau berangkat.... tapi mama sempat cerita ke kami. klo dia hanya memegang uang 20 ribu rupiah... karena bertepatan hari itu belum masa dimana mama harus menerima gaji.. tapi mama tetap tersenyum, dia berpesan agar kami masak di rumah dan pesannya pada kakaku agar dia menjaga kami. akhirnya mobil rombongan pun sudah tiba, mama bergegas naik sembari melempar senyum pada kami bertiga.

singkat cerita, hingga malam pukul 21.00 mama tak kunjung pulang. diluarpun hujan menyiram dunia seperti sebuah pembalasan dendam kepada sang matahari atas sinarnya yang menyengat tadi siang. kami mulai gelisah. adikku bertanya
"kaa.. mama kok belum pulang, diluar hujan pula"
"sabar ya dek, bentar lagi juga mama, bakalan pulang.." jawab kaka ku sambil merangkul adikku.
rasa ngantuk pun sudah berkuasa atas kami bertiga, hingga kakaku menganjurkan kami untuk masuk ke kamar dan tidur...

"dek...dekkk...dekk" samar-samar kudengar suara itu, tapi masih ragu itu dan belum bisa kupastikan, karena hujan juga semakin deras diluar..
"dek... dekk.. buka pintu, ini mama" kembali aku dengar dan sekarang sudah lebih jelas, ternyata mamaku sudah pulang.
segera aku keluar dari kelambu dan membuka kan pintu, aku lihat mama sudah basah kuyup, kemudian aku kedapur dan mengambilkan handuk buat mama..
terpancar rasa letih disetiap kerutan kening mamaku yang sudah semakin tua, aku perhatikan tingkah mama yang mengambil posisi tenang untuk duduk dilantai. untuk duduk saja dia sudah meriintih karena sakit rematik yang di deritanya.. kadang terbersik untuk membuat dia bahagia dan hanya duduk dikursi goyang menikmati hari tuanya. tapi apa daya usiaku yang masih anak-anak pun masih belum bisa berbuat apa-apa..

"udah tidur kakakmu sama adikmu " seru mama 
"udah ma. aku bangunin ya" jawabku sembari meninggalkannya dari tempat dia duduk..
akhirnya kami bertiga pun lengkap sudah dihadapannya. dihadapan seorang peri dan malaikat buat kami selama ini dan seumur hidup kami.

mama mulai membuka cerita..
"tadi mama, gak bisa beli apa-apa.. mama hanya bisa melihat teman-teman mama yang belanja baju dan semua makanan-makanan untuk anaknya.. uang yang 20 ribu itupun udah mama pake buat beli air mineral (dalam hal ini dia menyebutkan merk) dan saputangan karna tadi banyak abu. dan sisa uangnya besok buat jajan kalianlah kesekolah"
jujur, meskipun usiaku masih sangat muda pada saat itu, tapi hati ini ingin menangis rasanya, membayangkan mamaku dengan ceritanya itu.. tapi aku hanya bisa berdiam, mata yang mulai berlinang aku sisasati dengan menundukan kepala.
mama kembali bercerita.
"tapi kan tadi teman mama beli Apel Hijau dia, trus di kasih sama mama satu.. ini lihatlah mama bawa" sembari mengeluarkan sebuah Apel Hijau dari dalam tasnya yang bagian sampingnya sudah robek, seddangkan bagian talinya sudah di jahit karena sudah beberapa kali putus.
"di... ambil pisau, biar kita makan apel nya ini ya bang" seru mama membuatku tersentak
tanpa menjawab, aku bergegas kedapur dan mengambil pisau dan memberikannya kemama.

kemudian mama membelah apel hijau itu menjadi empat bagian, tetapi hal yang membuatku bingung adalah 3 bagian ukurannya sama sedangkan 1 bagian punya ukuran yang berbeda dan lebih kecil dari yang 3 bagian tadi.
Sembari mama membagikan apel ini kepada kami, dia bercerita.. " nanti kalau kalian udah berhasil semua, kalian harus saling berbagi dan harus saling membantu antara kalian semua.. walapun sedikit dan sekecil apapun itu tetap harus dibagi.. karena dari situlah kasih itu akan muncul"
kami pun mulai memakan potongan apel hijau yang dibagikan itu, tanpa henti-hentinya mama tetap bercerita. "kalau sekarang kita makan satu apel bagi empat, suatu saat kita akan bisa makan apel  4 satu orang, jadi hidup itu semua ada prosesnya bang, kak tapi intinya harus sabar, berdoa lah sama Tuhan" 
belum sempat mama melanjutkan kata-katanya.. adikku berkata klo empat gak habisku lah ma, ini aja gak habis asam kalipun" 
celoteh lugu itu akhirnya memecah suasana dini hari ini tepatnya pukul 02.00 pagi... 

Sekarang, lambat laun kehidupan kami sudah mulai berubah, itu semua berkat doa dan usaha mama yang begitu tegar dengan kehidupan ini..
akhirnya aku tidak tersadar, potongan apel tadi sudah tak bersisa sembari aku menulis cerita ini.. 
tapi hal menarik adalah menjadi sebuah budaya bagi aku, adikku dan kakaku ketika memakan apel, selalu kami potng menjadi beberapa bagian. munngkin itulah makna budaya seperti yang dikemukan oleh ahli antropologi Sperdley "budaya adalah sistem pengetahuan yang diperoleh dari proses belajar  untuk menginterpretasikan alam sekitarnya dan digunakan untuk membuat strategi menghadapi alam sekitarnya"


I Miss Mom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar