Sabtu, 10 Maret 2012

MENYADARKAN YANG SUDAH SADAR

Mungkin saya bukan orang yang lihai bahkan pandai. saya juga bukan seorang aktivis perempuan yang sangat peka terhadap permasalahan-permasalahan dalam kajian feminis. Tapi malam ini saya ingin memberikan pemahaman kepada orang yang membaca ini nantinya. pemahaman yang saya berikan hanyalah sebuah bentuk ketidaknyamanan saya ketika melihat fakta-fakta sosial yang terjadi di masyarakat umum. ketidaknyamanan itu muncul ketika saya mulai tertarik mempelajari kajian gender, yang kebetulan di tawarkan di mata kuliah jurusan saya (baca:Antropologi) . Ketertarikan ini di barengi ketika saya membaca beberapa buku yang berbaur gender. awalnya saya sangat heran bahkan membaca berulang-ulang buku-buku ini, karena begitu banyaknya hal yang selama ini saya dan orang (beberapa) anggap sesuatu kewajaran dan keharusan ternyata suatu kesalahan dan bentuk tindakan diskriminasi.
siapa yang terdiskriminasi dan siapa yang mendiskriminasi ?
secara umum yang menjadi banyak mengalami diskriminasi adalah kaum perempuan dan pelaku diskriminasi adalah laki-laki. indikator dari kata-kata yang saya ucapkan di atas saya ambil dari perspektif permasalahn gender. Tapi hal yang paling mengherankan dalam benak saya adalah banyak perempuan-perempuan yang tidak merasa didiskriminasi bahkan seolah-olah melakukan pembiaran. saya tidak bisa secara tepat menyimpulkan mengapa hal ini terjadi , tapi saya mencoba menganalisis ketidaksadaran perempuan-perempuan kebanyakan.
1. Kurangnya  pendidikan gender yang di berikan kepada perempuan2 terutama perempuan-perempuan yang tidak mengecap dunia pendidikan
2.menganggap bentuk tindakan itu merupakan suatu kodrat yang sudah di tetapkan
3.Begitu kuatnya doktrin yang sudah di tanamkan dan melekat di dalam benak perempuanm-perempuan bahwa segala tindakan ini adalah suatu kelegalan dalam kehidupan
4.Merasa nyaman di perlakukan seperti itu analisis ke 4 itu jika di interpretasi lebih dalam, menurut saya bukan suatu bentuk rasa nyaman tetapi pemaksaaan biar menjadi nyaman dan lata belakang yang menimbulkann rasa itu adalah doktrin yang sudah di anggap sebuah keharusan memaksa perempuan untukl menyamankan kan diri dengan keadaan itu, agar terhindar dari cela masyarakat, keluarga dll.

jika di atas saya sudah menjelaskan bahwa perempuan lah yang sering mengalami diskriminasi dari kajian gender, maka sekarang saya mencoba memberikan penjelasan mengapa hal itu bisa terjadi.
mungkin kita semua memahami apa yang sering disebut dengan patriarki.
PATRIARKI adalah sebuah ideologi yang menciptakan adanya pihak yang mendominasi dan di dominasi, dimana yang mendominasi menempati kelas tertingga di banding pihak yang didominasi. secara umum yang mendominasi adalah kaum laki-laki sedangkan yang berada di kelas nomor dua adalah kaum perempuan. patriarki juga menyatakan secara tegas bahwa laki-laki lebih tinggi dari perempuan ; perempuan harus di kontrol oleh laki-laki, perempuan adalah bagian dari milik laki-laki. dengan demikian, terciptalah kontruksi sosial yang tersusun sebagai kontrol atas perempuan dan laki-laki berkuasa atas hal tersebut.

mengapa patriarki bisa terjadi ? pertanyaan ini butuh penjelasan yang lebih panjang.. dan tidak saya jelaskan pada malam ini, karena saya  hnya ingin memberikan kesadaran kepada perempuan-perempuan dimanapun berada agar mereka lebih sadar akan nasib yang mereka alami.

Secara kultural, budaya patriarki memberikan legitimasi terhadap diskriminasi yang di alami oleh perempuan . legitimasi itu bertumpu pada sistem nilai dan ideologi yang berfungsi untuk menegakkan kultur dalam kehidupan masyrakat. ideologi kultural secara hegemonis berfungsi untuk menjaga keberlangsungan suatu sistem pengetahuan dan kebenaran yang di ciptakan oleh kaum dominan yang tidak lain adalah laki-laki . budaya ini di berikan penyangga yang bisa memperkuat kebenaran yang di kontruksi oleh laki-laki yaitu mulai dari keluarga, agama, negara, pendidikan,politik dan birokrasi, hukum ,media massa . dalam kaitanya dengan gender tadi, penyangga ini bekerja mengkontruksi CITRA, MITOS,SOSOK, serta SISTEM KONTROL pada tataran struktur  makro serta terefleksi dalam relasi kekuasan secara interpersonal.

begitu banyak bentuk ketidakadilan yang seberanya di alami oleh perempuan tanpa sadar tetap di pertahankan perempuan tanpa mempertanyakan mengapa  dan mengapa ? ini lah bentuk diskriminasi yang secar umum di lakukan oleh laki-laki terhadap perempuan.. laki-laki merasa bahwa perempuan adalah barang dan bagai boneka yang bisa di atur dan bahkan di jadikan seperti apa sesuai permintaan laki-laki

1. Daya produktif perempuan.
Laki-laki mengotrol produktivitas perempuan di dalam dan di luar rumah tangga, dalam kerja bayaran. Didalam rumah tangga, Perempuan memberikan semua pelayanannya kepada suami dan anak. Diluar rumah, laki-laki mengontrol kerja perempuan dengan berbagai cara. salah satunya dengan pemilihan jenis pekerjaan yang oleh laki-laki di anggap cocok dengan perempuan.

2. Laki-laki mengotrol daya reproduksi perempuan
Dalam banyak masyarakat, perempuan tidak memiliki kebebasan dalam menentukan jumlah anak yang diinginkan dan waktu untuk melahirkan anak. hal tersebut berada di tangan laki-laki sebagai pengambuil keputusan

3. SEKSUALITAS PEREMPUAN
Laki-laki mengatur gerak perempuan dalam mengendalikan seksualitas, reproduksi laki-laki selalu bersikap egois dalam tindakan seksual. dimana perempuan tidak pernah bisa menikmati puncak seksualitasnya karena perempuan hanya di jadikan objek pemuas dan objek seksual bagi laki-laki. Hal ini berhubungan dengan tindkan yang di kontruksi oleh laki-laki yaitu suatu tindakan sirkumsisi (penyunatan) terhadap alat kelamin perempuan. tradisi ini di kontruksi di dalam agama agar menajdi suatu legitimasi sehingga merasa tidak bisa di bantah. dan hal ini di kontruksi yang tidak lain adalah laki-laki

4. HARTA BENDA
laki-laki mengotrol harta milik dan sumber daya ekonomi lain dengan jalan sistem pewarisan DARI LAKI-LAKI KE LAKI-LAKI. meskipun dalam hal ini perempuan mendapat bagian, tetapi tidak sebanding dengan laki-laki. hal ini di legitimasi dan di dukung kontruksi yang di bentuk laki-laki sebagai penguasa dalam hukum adat dll

5. BERPAKAIAN
laki-laki mengatur perempuan dalam pemilihan berpakaian, laki-laki mempunyai andil sebagai penguasa unutk mengurusi pakaian perempuan . perempuan harus menutup aurat sedangkan laki-laki tidak pernah di atur dalam berpakaian oleh perempuan. hal ini di kontruksi oleh laki-laki dalam tafsir agama

6. Proses biologis
proses bilogis yang tidak bisa di hindari dan yang sudah merupakan kodrat di jadikan laki-laki sebagai bentuk penindasan terhadap perempuan dalam pemenuhan hak-hak emosi keagamaan. ketika perempuan mengalami menstrurasi yang tidak lain adaalh sebuah prosen wajar dan biolgis, tetapi laki-laki melarang perempuan untuk melakukan ritual keagamaan ( untuk beberapa agama). tetap saja hal ini di perkuat dengan legitimasi agama yang tidak lain di bentuk oleh laki-laki .


masih banyak bentuk ketidakadilan terhadap perempuan yang semuanya di kontruksi oleh laki-laki dalam budaya patriariki.
tapi permasalahan yang mendasar apakah semua perempuan menyadari ini ?? apakah dengan kondisi kesadaran, mereka sadar dengan segala bentuk tindakan ini ?
mengapa kita terkhusus perempuan tidak mempertanyakan hal-hal sepele ini kepada orang tua ketika ada sebuah moment dimana perempuan menjadi kelas kedua dan terbelakang di banding laki-laki.?
memang, pada akhirnya kita juga akan menemukan jawabannya, dengan tegas nya orang tua pasti menjawab "sudah hukumnya, seperti itu", "ya karena kamu perempuan dan dia laki-laki" , "karena sudah dari sananya" .. tapi apakah jawaban itu cukup menjawabn pertanyaan itu ? saya fikir tidak, karena jawaban itu tidak akan menjawab pertanyaan itu tetapi malah menimbulkan pertanyaan baru ..
hal yang sangat saya pribadi harapkan kepada kita semua terkhusus perempuan-perempuan,cobalah bangkit dan sadar dari doktrin yang sudah di tanamakan dalam pikiran anda, yaitu doktrin penindasan yang tidak lain korbannya adalah anda sendiri.. sadar lah dan gunakan akal sehat anda., mari kita berjuang dalam mencapia titik keseimbangan peran antara laki-laki dan perempuan . mari kita menggapai kemerdakaan yang sesungguhnya bagi kaum-kaum perempuan..

tulisan ini hanya bentuk keprihatinan dan kepedulian saya terhadap kaum-kaum perempuan yang tidak menyadari penjajahan yang mereka alami secara tidak sadar maupun sadar. ketika kita hanya menyakini doktrin dan semua perkataan maka kita tidak berniat mencari kebenaran. mulai sekarang mari lah kita mengkritisi sedikit demi sedikit segala hal, baru kita bisa mempercayainya danmenyakininya..

SALAM
HARI HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL
08 MARET 2012

Jumat, 09 Maret 2012

DISKRIMINASI RASIAL


            Mungkin jika kita berniat mengulas kembali kisah  etnis tionghoa ketika pra pemerintahan  Presiden Abdul Rahman wahid atau yang kerap di sebut Gusdur, Sikap alergi yang ditunjukan oleh masyarakat diluar etnis tionghoa hingga merambak kepada para pemerintah republik ini mulai dari Aksara, music, praktik Kepercayaan bahkan ciri-ciri fisik etnis ini dijadikan sebuah permasalahan dan sikap antipati yang berdampak terkuncinya ruang gerak dan kekebasan para etnis tionghoa dalam menjalankan aktivitas untuk pemenuhan kebutuhan secara jasmani dan rohani. Etnis tionghoa pada masa itu juga di persempit dalam pemilihan profesi pekerjaan dan bahkan pendidikan di perguruan tinggi, anak-anak yang akan melanjutkan pendidikan di bangku kuliah dengan status univeristas negeri sangat dibatasi dan di larang. Tindakan ketidakadilan yang dirasakan etnis tionghoa juga terjadi ketika mengurus dokumen paspor yang harus melampirkan surat tanda kewarganegaraan
            Tindakan ketidakadilan yang dialami oleh etnis tionghoa pada masa itu dikenal dengan diskiriminasi rasial, dimana dapat diartikan dengan  memperlakukan seseorang secara tidak adil berdasarkan ras mereka. Diskriminasi rasial bisa muncul dari sikap sadar atau tidak sadar, yang menempatkan seseorang lebih rendah berdasarkan ras. Sesuai penuturan Antropolog Groose ras sebagai segolongan manusia yang merupakan kesatuan karena memiliki kesamaan sifat jasmani  dan rohani yang diturunkan,sehingga dapat dibedakan satu sama lainnya.. Perbedaan itu tidak seharunya menjadi pemicu tindakan diskriminatif, tetapi bentuk suatu keberagaman yang memperkaya kehidupan manusia di muka bumi ini.


Pada saat  Gusdur terpilih menjadi presiden Indonesaia sikap alergi terhadap etnis tionghaoa berhasil di hapus oleh gusdur dengan memberikan ijin dan kekebasan kepada etnis ini untuk melakukan aktivitas budayanya dan kebebasan itu di perkuat dengan di keluarkannya UU No. 12/2006 sehingga etnis tionghoa telah resmi menjadi warga Negara Indonesia. Setelah etnis tionghoa resmi menjadi warga Negara Indonesia sudah jarang terjadi diskirimiansi rasial di Indonesia, hal ini juga di perkuat dengan pasca terbitnya UU No. 29/1999 yang meratifikasi Konvensi CERD (Convention on Elemination Racial Discrimination) yaitu hukum internasional yang menangani bentuk-bentuk tindakan diskriminasi rasial.
Ketika diskriminasi rasial sudah jarang terjadi di Indonesia bukan berarti indonesia terbebebas dari sikap diskriminasi dalam bentuk yang lain.Tindakan diskriminatif semakin hari semakin marak terjadi di Indonesia yang semua itu berujung pada bentuk tindak ketidakadilan terhadap HAM pihak-pihak ataupun individu-indivu. Diskirminasi yang terjadi di Indonesia kerap sekali di alami orang-orang yang merupakan bagian dari anggota masyarakat yang memiliki orientasi seksual minoritas (baca : Homoseksual) , diskriminasi berdasarkan identitas gender (baca :Transgender) . Banyak bentuk-bentuk pengintimidasian terhadap orang-orang di atas mulai dari masyrakat, pemuka agama dan bahkan pemerintah.
Diskriminasi terhadap kaum-kaum minoritas ini mempunyai dampak yang begitu terasa bagi setiap diri penyandang orientasi seksual dan identitas gender yang berbeda dari umumnya. Mulai dari kecaman, tidak adanya ruang berekspresi bagi kaum-kaum ini sehingga menyulitkan mereka untuk memberikan sumbangsi yang besar terhadap Negara ini. Banyak dari kaum-kaum minoritas ini yang kompeten untuk membantu Negara untuk maju, tetapi karena sikap diskriminasi yang dilakukan pihak luar yang mengatakan mereka adalah pendosa dan penyimpang menyulutkan niat mereka sehingga mereka tidak percaya diri untuk berkarya.
Berbagai referensi yang membuktikan bahwa kaum-kaum penyandang orientasi seksual di luar heteroseksual ini bukan lah sebuah penyimpangan tetap saja tidak memberikan pemahaman yang benar dan kritis bagi masyarakat dan pemerintah, sehingga bentuk perlakuan ketidakadilan kerap di alami mereka. Bahkan di instansi pemerintah dilakukan pemerikasaan bagi para anggota Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai orientasi seksual berbeda hal ini merupakan suatu bentuk sikap anti terhadap kaum minoritas ini, pada hal seandainya ada anggota PNS yang mempunyai orientasi seksual diluar heteroseksual , saya fikir tidak akan mempengaruhi kinerjanya. Karena orientasi seksual adalah hak dasar setiap manusia dan setiap manusia berhak memberikan daya ketertarikanya kepada siapapun baik lawan jenis maupun sesama jenis.
Ketidak adilan serupa yang di alami oleh kaum-kaum minoritas lain yaitu mengenai identitas gender yang berbeda dari umumnya (baca : Transgender), banyak oknum-oknum yang mengatas namakan pemerintah melakukan razia kepada kaum-kaum ini dan mereka di tangkap, memang tidak bisa sepenuhnya disalahkan pihak pemerintah ketika melakukan razia kepada kaum ini., karena mereka terkadang melakukan kegiatan yang tidak sesuai. Tetapi sikap dan perlakuan itu seolah-olah dijadikan oleh beberapa pihak untuk menjustifikasi kaum-kaum trasgender yang lain, yang mempunyai kemampuan intelektual yang baik dan juga yang berkompeten. Mereka tidak mendapat pengakuan dari Negara, bahkan tidak mendapat menikmati HAM yang seharusnya mereka nikmati.
Sikap diskriminasi yang dilakukan masyarakat kepada kaum-kaum minoritas itu adalah berakar dari sebuah kontruksi masyarakat yang sudah melekat dan terdoktrin menjadi sebuah kebenaran mutlak. Masyarakat menganggap hanya heteroseksual saja yang dianggap benar diluar itu adalah menyimpang. Sebuah kontruksi masyarakat tidakklah bisa dijadikan kebenaran mutlak, karena itu hanya sebuah bentuk kesepakatan dan yang menyepakati itu adalah orang-orang yang mempunyai label mayoritas sedangkan bagi mereka yang minoritas tidak berhak memberikan suara . Kontruksi bisa saja di rekontruksi kapan saja, jika itu tidak sesuai dengan fakta dan ketika ada yang merasa di rugikan
Sebuah perspektif ilmu yaitu bidang kajian humaniora yaitu antropologi, terkhusus antropologi social mengembangkan dan menerapakan sebuah perspektif yang berbeda dari kebanyakan bidang ilmu. Persepektif EMIC VIEW yang di gunakan bidang ilmu antropologi sangat tepat digunakan untuk memahami kondisi masyarakat baik dari segi gender, orientasi seksual, etnisitas dll sehingga tidak akan memunculkan sebuah tindakan diskriminatif yang marak terjadi saat ini. Perspektif ini mengharuskan kita memandang masyarakat atau suatu etnis atau bahkan individu dari sudut pandang mereka bukan dari kacamata kita, sehingga nantinya kita kan sampai pada kesimpulan bahwa keberagamanadalah sebuah kekayaan dan keanekaragaman yang mewarnai kehidupanan manusia.
 Kasus etnis tionghoa terselesaiakan dengan dikelurkannya pernyataan sikap anti diskriminatif rasial oleh presiden gusdur dan undang-undang pendukung maka sekarang tindakan diskriminatif rasial sudah sangat jarang. Hal semacam itu bisa di lakukan pemerintah, tetapi kenapa ketika tindakan diskriminatif yang di alami oleh kaum minoritas berdasarkan orientasi seksual dan indentitas gender pemerintah tidak pernah mengambil sikap yang tegas bahkan pemerintah malah ikut menjustifikasi dan mengintimidasi kaum minoritas ini. Dimana peran pemerintah yang seharunya melindungi dan mengayomi masyarakat? kaum minoritas merupakan warga Negara asli Indonesia. Apakah mereka pantas di salahkan ketika mereka sudah terlahir menjadi seperti itu ? apakah mereka pantas di tindas hanya karena punya orientasi seksual dan identitas gender minoritas? Bagaimana jika pemerintah merupakan bagian dan bahkan seperti mereka, apa yang bisa pemerintah rasakan?.
Peringatan Hari Internasional penghapusan diskriminasi rasial yang bertepatan pada 21 Maret nanti, kami segenap rakyat Indonesia berharap kepada pemerintah untuk ikut mengambil sikap tegas dan penghapusan segala bentuk tindakan diskriminasi baik rasial,orientasi sekseual,identitas gender, Kepercayaan dll . Karena kami menginginkan terwujudnya persamaan hak setiap rakyat Indonesia tanpa memandang ras, orientasi seksual dll.

Selasa, 06 Maret 2012

PALING TAHU tapi Tidak Tahu Apa2


sebernya yang mau aku bahas di sini  bukanlah masalah konsep2 itu, tetapi ketika dia mengundang mahasiswa untuk mengambil matakuliah Antropologi Biologi (salah satu matakuliah pilihan jurusan), apabila tidak ada mahasiswa yang mengambil matakuliah itu lebih dari 10 orang pada semester ini maka akan di tutup. sejenak saya berfikir apa menariknya matakuliah itu ? apa pentingnya matakuliah itu ? aku sudah bisa bayangkan paling itu belajar fosil-fosil seperti yang banyak di kemukakan orang awam tentang jurusan yang paling saya sukai dan minati ini.. sejenak lagi saya berfikir "bukan.. bukan.. pasti itu beljar sel mahluk hidup". tapi entah mengapa saya sayang di dorong untuk mengambil itu, sepertinya rasa penasaran saya muncul tentang kajian itu. hingga saya pun nekat mengambil dan berencana PKRS , tetapi saya masih berargumen dalam benak saya "ntar klo gak menarik" ya gak jadi.. 

waktu sudah hampir menunjukan pukul 16.00 dengan langkah berat saya pun menuju kampus dan memasuki ruangan.. ternyata saya orang pertama yang sampai kemudian di susul dengan dosen, hingga bertambah menjadi 8 orang.. kemudian dosennya berkata, peraturan fakultas mengatakan bahwa jika mahasiswa tidak ada 10 orang atau lebih maka matkul ini akan di tutup. tiba-tiba ada perasaaan sedih dalam hatiku, dan menciptkan teori yang memang sudah tidak baru lagi , saya berfikir mengapa peraturan menghambat pemberian ilmu kepada mahasiswa ? peraturan itu kejam, selain memaksa juga tidak adil :(
akhirnya saya berusaha menghubungi dan membujuk teman saya untuk mengambil matakuliah ini, dan akhirnya ada 2 orang dan ditambah lagi dengan orang yang di hubungi teman yang lain dan akhirnya mata kuliah ini tetap di buka. Ada perasaan sedang sekaligus penasaran, apasich yang di bahas di kajian ini ?

Dosen pun mulai berbicara, sama seperti tadi pagi dia kembali menyamakan konsep dan persepsi. tapi yang buat saya sangat sadar dengan kebodohan saya adlah ketika dia melontarkan pertanyaan begini . "Kalian jurusan antropologi kan?" dengan tegas kami mengatakan "Ya lah pak " , kembali dia bertanya "Antropologi itu ilmu apa sich " , dengan tegas lagi kami menjawab "Ilmu yang mempelajari segalanya tentang manusia, dimana ada manusia di situ harus dan pasti ada antropologi" dia kembali melontarkan kata-kata "Jadi intinya kalian lah ya , yang paling tahu tentang manusia?" kami pun menjawab "Ya pak "... tiba-tiba dia bertanya pertanyaan yang paling mendasar "MANUSIA ITU APASICH?" ... sempat saya tersentak, saya sempat tertawa mendengarnya tetapi saya juga bingung..kembali lagi dia bertanya "DARI MANA MANUSIA" , KAPAN MANUSIA ADA, ". Saya coba menjawab pertanyaan yang pertama "Manusia adalah salah satu jenis mahluk hidup ". saya sadar jawaban saya terlalu sederhana dan jawaban anak SD yang baru belajar IPA dan ada juga yang menjawab "Manusia adalah mahluk ciptaan TUHAN yang paling punya akal" , Saya memang tipikal orang yang tidak begitu yang dengan sebuah ke abstarksian, saya orang yang memang harus di suguhkan dengan fakta yang konkrit. ketika teman saya menjawab itu saya memang terdiam tetapi dalam benak saya . "Mengapa harus jawaban itu yang keluar "begitu banyak hal yang dosen itu tanyakan tentang manusia, hingga mencapai titik dimana dia memaparkan kajian-kajian yang akan di bahas di antropologi Biologi. semua penjelasan itu membuat saya tercengang tetapi ada perasaan ragu, apa cukup semua itu di pelajari hanya dalm jangka waktu 6 bulan ? sangat menarik dia menjelasakan hal yang paling sederhana tentang manusia tetapi yang sama sekali kami kabur tentang itu.. tertanya selama ini ada satu kebodhan yang tersirat dalam benak ku.. AKU ADALAH MAHASISWA ANTROPOLOGI, MAHASISWA YANG SEHARUNYA PALING TAHU SEMUA TENTANG MANUSIA. BAIK DARI FISIK, SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI, POLITIK, DLL. tetapi selama ini aku di kaburkan oleh sebuah naungan Fakultas ilmu sosial dan ilmi politik hingga saya hanya berfokus dan berantusias belajar aspek-aspek sosial manusia. dan aku melupakan asal usul, dan hal2 yang paling dasar tentanf objek yang menjadi kajian kami.